Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, rumah sakit di Gaza kini berada di ambang kehancuran, akibat eskalasi serangan darat Israel di utara Jalur Gaza. Peringatan itu disampaikan Kamis oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyoroti gelombang pengungsian baru dan risiko besar bagi korban luka serta penyandang disabilitas yang tidak dapat berpindah ke tempat aman.
“Fasilitas medis yang sudah sesak kini hampir runtuh. Kekerasan yang meningkat menghalangi akses pasien, menciptakan kondisi manusiawi yang genting,” kata Tedros dalam unggahannya di platform X. Ia menyerukan gencatan senjata segera dan akses aman bagi bantuan kemanusiaan.
Dalam konteks sama, Adnan Abu Hasna, penasihat media UNRWA, menegaskan bahwa sebagian besar warga Gaza kini terkurung di area seluas hanya 10 kilometer persegi. Ia menambahkan, sistem kesehatan dan distribusi bantuan pangan di Gaza menghadapi kebangkrutan total.
UNRWA menekankan pentingnya distribusi bantuan dengan aman dan skala luas, agar warga yang terperangkap bisa menerima makanan dan obat-obatan yang sangat mereka butuhkan. Sejak Selasa lalu, Israel melancarkan serangan darat di utara kota Gaza, memaksa pengungsian melalui jalur sempit menuju selatan. Namun banyak warga ragu untuk bergerak karena risiko sepanjang perjalanan, kondisi keras, keterbatasan pangan, dan ancaman pengusiran permanen.
Israel mengontrol semua pintu masuk ke Gaza dan mengklaim telah memasok bantuan pangan yang cukup, sambil menuduh Hamas menyalahgunakan bantuan tersebut—tuduhan yang dibantah gerakan perlawanan Palestina itu.