Seorang pejabat dari Dana Kependudukan PBB (UNFPA), Andrew Saberton, menggambarkan kondisi sangat mengkhawatirkan, “Aku tidak bisa melupakan apa yang telah kulihat.”

Saberton memperingatkan, sekitar 11.500 perempuan hamil kini termasuk di antara seperempat warga Palestina yang kelaparan di Gaza, wilayah yang hancur akibat perang berkepanjangan. Ia menegaskan, kelaparan membawa dampak paling mematikan bagi ibu dan bayi, dengan angka kelahiran prematur dan berat badan rendah kini mencapai 70 persen dari seluruh kelahiran baru. Satu dari tiga kehamilan bahkan dikategorikan berisiko tinggi.

“Di Gaza, aku tidak siap dengan apa yang kulihat. Tidak ada yang bisa benar-benar siap,” ujarnya di markas besar PBB. “Bentangan kehancuran di sana seperti adegan dari film distopia, bedanya, ini bukan fiksi.”

Saberton menggambarkan Gaza sebagai wilayah yang “rata dengan tanah, mil demi mil puing dan debu, dengan sedikit sekali bangunan yang masih berdiri.” Ia menambahkan dengan nada getir, “Ini bukan kerusakan sampingan (collateral damage). Ini kehancuran yang disengaja. Dan aku tidak bisa (tidak akan pernah bisa) menghapus apa yang telah kulihat.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here