Spirit of Aqsa, Palestina- Penjajah Israel melancarkan serangkaian serangan udara pembalasan di Gaza, Palestina, pada Jumat pagi. Serangan udara itu dilakukan oleh militer Penjajah Israel beberapa jam setelah puluhan roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayah “Israel”.
Dilansir CNN, Penjajah Israel menuduh serangan dari Lebanon itu dilakukan oleh pejuang Palestina. Suara pesawat dan ledakan terdengar di Gaza beberapa menit setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan operasi tersebut.
Serangan Penjajah Israel terjadi di beberapa daerah pantai yang dikendalikan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas. Beberapa roket ditembakkan dari Gaza ke “Israel” sebagai tanggapan serangan udara itu.
IDF mengatakan jet tempurnya menyerang dua terowongan ‘teror’ di Beit Hanoun dan Khan Yunis bersama dengan dua lokasi pembuatan senjata Hamas. Penjajah Israel mengklaimnya sebagai tanggapan atas pelanggaran keamanan Hamas selama beberapa hari terakhir.
Penjajah Israel juga menyebut sebuah pesawat tak berawak IDF menyerang senapan mesin berat di Gaza utara yang digunakan untuk menembakkan peluru ke arah jet IDF dan wilayah Penjajah Israel.
Beberapa jam sebelum serangan IDF di Gaza, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan akan “memukul musuh kita dan mereka akan membayar harga untuk setiap tindakan agresi”.
Baku tembak terjadi ketika kemarahan mendidih di seluruh wilayah atas penggerebekan polisi Penjajah Israel di Masjid Al-Aqsa pada Rabu (5/3). Aksi polisi Penjajah Israel itu menuai kecaman luas dari dunia Arab dan Muslim serta memicu tembakan roket dari Gaza ke “Israel”.
Pada hari Kamis (6/4), IDF mengatakan sekitar 34 roket diluncurkan ke “Israel” dari Lebanon dalam serangan terbesar sejak perang 2006. Video yang di-posting di media sosial menunjukkan roket dari Lebanon melesat melintasi langit di atas “Israel utara”, dan suara ledakan terdengar di kejauhan. Penjajah Israel menutup wilayah udara utara setelah serangan itu.
Seorang juru bicara militer Penjajah Israel yakin Hamas atau kelompok Jihad Islam Palestina berada di balik serangan itu, bukan kelompok militan Lebanon, Hizbullah.