Sumber-sumber diplomatik mengungkap kepada Al Jazeera bahwa pertemuan penting berlangsung di Kairo antara delegasi Hamas yang dipimpin Khalil al-Hayya dan delegasi Fatah yang dipimpin Hussein al-Sheikh serta Kepala Intelijen Palestina, Majed Faraj.

Pertemuan itu, yang berlangsung beberapa jam setelah keduanya bertemu Kepala Intelijen Mesir Hassan Rashad, membahas kondisi politik pascaperang di Gaza dan upaya menyusun peta jalan bagi tatanan Palestina setelah genosida yang berlangsung dua tahun berakhir.

Menuju Konsensus Nasional

Kairo dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan seluruh faksi Palestina malam ini untuk membahas tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata Gaza, bagian dari rencana yang difasilitasi Amerika Serikat melalui Presiden Donald Trump.

Menurut laporan Quds News Network, pertemuan ini akan diikuti oleh Hamas, Jihad Islam, Front Populer, Front Populer-Komando Umum, Front Demokratik, Inisiatif Nasional, dan Faksi Reformis Demokratik (sayap Dahlan).

Sementara itu, Fatah tidak akan hadir dalam forum bersama tersebut. Delegasi partai yang dipimpin Hussein al-Sheikh hanya dijadwalkan bertemu dengan intelijen Mesir secara terpisah.

Penolakan terhadap “Perwalian Internasional”

Sumber-sumber dari dalam faksi menyebut pembahasan utama berkisar pada bagaimana menyusun program nasional yang menolak skema “perwalian internasional” yang direncanakan untuk Gaza.
Rencana tahap kedua dari kesepakatan Trump mencakup pembentukan “Dewan Perdamaian” yang akan mengelola Gaza di bawah pengawasan kekuatan internasional, serta penarikan pasukan Israel dan pelucutan senjata Hamas.

Namun, seluruh faksi sepakat menolak campur tangan asing dalam bentuk apa pun. Mereka juga menegaskan bahwa keberadaan “pasukan luar” hanya dapat diterima jika berasal dari negara-negara Arab, dengan mandat terbatas di area perbatasan tanpa mengusik kedaulatan Palestina.

Soal Senjata Perlawanan

Isu paling sensitif (yakni senjata perlawanan) dipastikan tidak akan dibahas dalam tahap ini.
“Persenjataan bukan urusan satu kelompok, melainkan keputusan nasional yang menyangkut masa depan seluruh rakyat Palestina,” ujar salah satu sumber faksi.

Pertemuan di Kairo ini menjadi salah satu upaya paling serius pascaperang untuk membangun konsensus nasional. Namun di tengah bayang-bayang intervensi asing dan tekanan internasional, masa depan Gaza tetap ditentukan oleh sejauh mana para faksi Palestina mampu berdiri di atas kemandirian politik mereka sendiri.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here