Spirit of Aqsa – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta ‘Israel’ untuk menghentikan pembongkaran dan penggusuran rumah warga Palestina. Termasuk yang terjadi di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Berbicara selama konferensi pers di New York, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, menyebut pihaknya telah memperhatikan situasi di Sheikh Jarrah.
“Kami menindaklanjuti dengan cermat situasi di Sheikh Jarrah Yerusalem Timur dan kemungkinan mengusir warga Palestina dari rumah mereka, “katanya dilansir dari Wafa News, Kamis (17/2/2022).


“Sangat penting untuk meredakan ketegangan dan mempertahankan pengendalian diri dan ketenangan. Kami terus meminta pihak berwenang ‘Israel’ untuk mengakhiri kebijakan menghancurkan rumah-rumah Palestina dan berhenti mengusir warga Palestina di Sheikh Jarrah dan di tempat lain di Tepi Barat,” tambahnya.
Saat ini, Polisi ‘Israel’ telah memblokir wilayah Barat lingkungan itu, di mana rumah keluarga Salem yang terancam digusur juga berada. Polisi sangat membatasi akses keluar dan masuk selama lima hari berturut-turut.
Ketegangan meningkat di lingkungan itu ketika orang-orang ‘Israel’ sayap kanan ekstrem yang dipimpin anggota Parlemen Itamar Ben Gvir mendirikan kantor di sana dan mengumumkan bahwa waktunya telah tiba untuk membersihkan tanah itu, yang mengacu pada pembersihan etnis rakyat Palestina.
Ben Gvir terkenal sebagai anggota gerakan teroris “Kach”, yang melakukan banyak masjid terhadap warga Palestina, terutama Masjid Ibrahimi tahun 1994.
Meskipun menjadi anggota terkemuka dari gerakan teroris, Ben Gvir tidak ditangkap oleh polisi dan telah menjadi anggota parlemen Israel, Knesset.


Lingkungan tersebut telah menjadi tempat protes besar-besaran terhadap pemukim-kolonialisme Israel di wilayah-wilayah pendudukan sejak otoritas penjajah Israel memutuskan untuk secara paksa mengusir puluhan keluarga dari rumah mereka demi kelompok pemukim kolonial.


Palestina telah menyatakan bahwa keputusan otoritas penjajah Israel untuk “mengusir” keluarga dari rumah mereka demi kelompok pemukim bermotivasi politik dan datang sebagai bagian dari upaya Israel untuk membersihkan etnis Palestina Yerusalem.

Sejak penjajahan Yerusalem oleh ‘Israel’ pada Juni 1967, organisasi kolonial pemukim Israel, termasuk Elad dan Ateret Cohanim, telah mengklaim kepemilikan properti Palestina di Yerusalem.
Didukung oleh otoritas penjajah Israel, kehakiman dan layanan keamanan, organisasi-organisasi ini telah bekerja untuk merebut kendali atas properti Palestina dan mengubahnya menjadi pos-pos kolonial sebagai bagian dari upaya untuk memastikan mayoritas di kota, serta mengelola situs arkeologi di Silwan. (Republika)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here