Media Israel melaporkan bahwa nilai mata uang syikal Israel melemah terhadap dolar AS setelah Hamas mengumumkan penundaan pembebasan tawanan Israel pada Senin (10/2) malam.
Menurut harian Maariv, nilai tukar syikal terhadap dolar turun dari 3,58 menjadi 3,69 pasca pengumuman Hamas tersebut.
Sebelumnya, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menyatakan bahwa pembebasan tawanan Israel yang semula dijadwalkan pada Sabtu (15/2/2025) ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut.
“Selama tiga pekan terakhir, kepemimpinan perlawanan telah mengamati pelanggaran musuh dan ketidakpatuhannya terhadap ketentuan perjanjian, termasuk keterlambatan dalam mengembalikan pengungsi ke wilayah utara Gaza, penargetan mereka dengan serangan udara dan tembakan di berbagai daerah, serta kegagalan memasukkan bantuan kemanusiaan sesuai kesepakatan. Sementara itu, perlawanan telah memenuhi seluruh kewajibannya,” kata Abu Ubaida dalam sebuah unggahan di Telegram.
Dia menegaskan bahwa pembebasan tawanan Israel akan ditunda sampai pendudukan memenuhi kewajibannya dan mengompensasi pelanggaran selama beberapa pekan terakhir.
“Kami tetap berkomitmen pada perjanjian, selama pendudukan juga mematuhinya,” tambahnya.
Sementara itu, Qatar memperingatkan Israel bahwa kebijakan pemerintahnya dan pernyataan provokatif Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait tahap kedua kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan dapat mengancam kelangsungan tahap pertama perjanjian tersebut.
Harian Haaretz mengutip sumber Israel yang mengetahui isi pesan Qatar.
“Qatar mengirimkan pesan kemarahan dan berulang kali mengingatkan bahwa kesepakatan antara Israel dan Hamas juga melibatkan mereka. Qatar menjamin perjanjian itu, dan tindakan Israel membahayakan kelanjutan pembebasan tawanan dalam tahap pertama,” kata sumber tersebut.