Media dan tokoh publik Israel secara terbuka mengakui krisis moral dan politik yang melanda tentara mereka di Gaza. Dalam laporan terbaru, sejumlah tentara Israel dilaporkan dengan sengaja mematahkan tangan dan kaki mereka sendiri agar tak dikirim kembali ke medan tempur.

Para pakar dan aktivis Israel menilai perang di Gaza berjalan tanpa arah. Bahkan, mantan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf IDF, Moshe Ya’alon, dengan tegas menyebut operasi militer di Gaza sebagai “perang tanpa tujuan.” Ia mempertanyakan klaim pemerintah bahwa Hamas bisa dilenyapkan sepenuhnya, sembari menyatakan bahwa misi militer seharusnya sudah selesai lebih dari setahun lalu.

“Yang dibutuhkan adalah solusi politik,” ujar Ya’alon dalam siaran televisi Kanal 11. Namun, menurutnya, pemerintah Netanyahu justru terus menghindari keputusan politik dan sibuk mempertahankan kekuasaan.

Hal serupa dilontarkan pembawa acara politik Kanal 13, Eyal Berkovitch, yang menyebut operasi militer di Gaza sebagai aksi berulang yang gagal. “Kita sudah dua tahun menghancurkan terowongan dan menewaskan pejuang. Tapi kita tahu, itu tak akan mengakhiri perlawanan. Cukup sudah,” tegasnya.

Lebih mengejutkan, aktor dan aktivis anti-Netanyahu, Shaul Mizrahi, membeberkan kenyataan di balik layar militer Israel. Dalam forum di Channel i24, ia mengatakan bahwa banyak tentara memilih mencederai tubuhnya sendiri agar tak dikirim ke medan tempur. “Mereka kelelahan, banyak yang tewas karena keletihan, dan sebagian memilih bunuh diri.”

“Setiap hari kami tenggelam lebih dalam dalam lumpur Gaza, sementara elit politik sibuk berunding demi kursi kekuasaan,” kecam Mizrahi. Ia menuduh para menteri kabinet Israel terputus dari realitas dan tak peduli pada keselamatan tentaranya sendiri.

Desakan terhadap pemerintahan Netanyahu kini kian menguat, agar segera menandatangani kesepakatan komprehensif dengan perlawanan Palestina untuk mengakhiri perang dan memulangkan seluruh tawanan Israel dari Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here