Di balik batu nisan bertuliskan huruf Ibrani itu, tak ada jasad yang pernah dikuburkan. Ribuan “kuburan palsu” tersebar di berbagai sudut Kota Tua Yerusalem, bukan untuk menghormati yang mati, tetapi untuk menyingkirkan yang hidup.

Praktik ini dijalankan sistematis oleh otoritas pendudukan Israel sejak 1978, dimulai di kawasan Silwan (zona strategis di selatan Masjid Al-Aqsa) dan kini menjalar ke berbagai wilayah penting kota. Tujuannya satu: mengambil alih tanah wakaf dan properti warga Palestina, menghapus jejak sejarah Islam dan Kristen, dan menggantinya dengan narasi Yahudi fiktif.

Kuburan Tanpa Jenazah, Sejarah Tanpa Bukti

Kuburan palsu ini tidak berisi jasad. Lubang sedalam 35 cm diisi besi dan beton, ditutup tanah, lalu dipasangi batu nisan “antik” bertuliskan nama-nama Yahudi kuno dan simbol Bintang Daud. Bahkan sebagian di antaranya terbuat dari bahan sintetis seperti polystyrene agar lebih awet.

Israel bahkan membuka “penjualan” kavling makam kosong ini untuk Yahudi di seluruh dunia, seolah mengklaim bahwa tanah itu milik nenek moyang mereka. Ini dilakukan sembari menghancurkan makam-makam Muslim bersejarah dan memblokir restorasi situs-situs Islam di sekitarnya.

Mesin Kolonial yang Rapi

Proyek ini dijalankan oleh jaringan yang terorganisir:

  • Balai Kota Pendudukan Al-Quds
  • Kementerian Agama Israel
  • Otoritas Purbakala Israel
  • Lembaga pemukim Elad
  • Perusahaan pemakaman Yahudi swasta

Dalam laporan riset terbaru, para sejarawan Palestina menyebut lebih dari 13.000 kuburan palsu telah “ditanam” sejak akhir 1970-an. Sekitar sepertiganya berada di Silwan, yang langsung berbatasan dengan Al-Aqsa, menunjukkan betapa pentingnya lokasi itu dalam proyek “Yahudisasi” kota suci.

Kuburan sebagai Alat Penjajahan

Kuburan-kuburan ini disebar di titik-titik strategis seperti:

  • Jabal Az-Zaitun (Bukit Zaitun): Dianggap oleh pemukim sebagai tempat “kebangkitan pertama di hari kiamat”, jadi dijadikan lokasi favorit untuk membeli makam fiktif.
  • Wadi Jahanam (Kidron Valley): Dekat dengan Tembok Masjid Al-Aqsa, dipromosikan sebagai tempat peristirahatan para nabi Bani Israel.
  • Deir Yassin: Dibangun kompleks makam vertikal senilai $55 juta di atas reruntuhan desa Palestina yang menjadi saksi pembantaian 1948.

Tak hanya di pinggiran kota, di jantung kota pun mereka membentangkan narasi palsu. Beberapa klaim bahkan menyebut rumah-rumah warga Silwan sebagai sisa-sisa “Kota Daud”, kendati tidak ada bukti arkeologis kuat yang mendukungnya.

Menolak Penghapusan Identitas

Warga Palestina di Al-Quds rutin menggelar aksi damai, salat Jumat di lahan yang hendak disita, dan menyuarakan penolakan terhadap penghapusan identitas mereka melalui proyek pemakaman palsu ini.

Seperti disampaikan Ketua Komite Makam Islam di Yerusalem, Mustafa Abu Zahra, praktik ini bukan hanya perampasan lahan, tapi bagian dari upaya sistematis menghapus eksistensi Palestina dari peta kota suci.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here