Laporan media Israel pada Kamis pagi mengonfirmasi bahwa lima tentaranya terluka dalam pertempuran sengit di Gaza. Dua di antaranya dalam kondisi kritis usai baku tembak intens di lingkungan Syujaiyah, timur Kota Gaza.
Dalam pernyataan terpisah, Brigade Al-Qassam menegaskan pihaknya bersama pejuang Saraya Al-Quds telah melancarkan sejumlah operasi terarah terhadap pasukan dan kendaraan militer Israel, baik di timur maupun selatan Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir.
Militer pendudukan sendiri mengakui dua tentaranya dari Batalion 202 Divisi Pasukan Terjun Payung mengalami luka parah dalam pertempuran di wilayah utara Gaza pada Rabu kemarin.
Sementara itu, satu tentara cadangan dari Unit Yahalom juga dilaporkan terluka akibat ledakan sisa amunisi di tengah Jalur Gaza.
Data dari situs resmi militer Israel menyebut jumlah tentaranya yang tewas sejak awal agresi pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 893 orang—dengan 449 di antaranya gugur dalam pertempuran darat di Gaza. Total korban luka tercatat sebanyak 6.108 personel.
Brigade Al-Qassam pada Rabu lalu merilis pernyataan bahwa pejuangnya berhasil menggempur pos komando dan kendali militer Israel di selatan wilayah Qizan, Khan Younis, dalam operasi bersama dengan Saraya Al-Quds.
Selain itu, Al-Qassam menambahkan, pada Selasa lalu para pejuangnya yang kembali dari garis depan memastikan telah menyerang pasukan dan kendaraan zionis di daerah As-Sathr, Khan Younis.
Mereka juga mengklaim berhasil menghantam satu kendaraan lapis baja dan dua buldoser militer Israel di lingkungan Syujaiyah, timur Kota Gaza, pekan lalu.
Sementara itu, Saraya Al-Quds merilis video dokumentasi penghancuran satu kendaraan militer Israel menggunakan bom berkekuatan tinggi saat pasukan musuh mencoba merangsek masuk ke wilayah timur Hayy Az-Zeitoun, Kota Gaza.
Di sisi lain, media Israel mengungkap adanya penyensoran ketat dari otoritas pendudukan terkait informasi kerugian militer mereka di Gaza. Langkah ini dilakukan, antara lain, untuk menjaga moral pasukan. Namun para pengamat meyakini bahwa angka korban yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang diumumkan secara resmi.