Bertolak belakang dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers pada Ahad (10/8), bahwa tidak ada genosida atau kelaparan di Gaza, kenyataan di lapangan justru berbicara lantang. Dari wilayah yang dikepung, mengalir foto-foto memilukan. Anak-anak menghembuskan napas terakhir di pelukan ibu mereka, di hadapan dunia yang hanya menatap.
Laporan lembaga kemanusiaan internasional dan media global telah mendokumentasikan betapa krisis kelaparan di Gaza kian menggigit, akibat blokade Israel yang mencekik. Kementerian Kesehatan Gaza merilis data terbaru, 217 jiwa telah syahid akibat kelaparan dan malnutrisi sejak awal perang, 100 di antaranya adalah anak-anak.
Dalam sebuah foto yang diambil jurnalis Al Jazeera, terlihat Maryam Abdul Aziz Dawas, 9 tahun, terbaring di ranjang pusat penampungan di Kota Gaza. Tulang-tulang mungilnya menonjol jelas, saksi bisu derita panjang akibat gizi buruk.

Gambar lain dari Reuters menunjukkan Janna Iyad, seorang gadis kecil, terbaring di rumah sakit Gaza. Tubuhnya kurus kering, perawatan yang dibutuhkannya tak pernah tiba, tertahan oleh tembok pengepungan.

Sumayyah, ibu dari Huda Abu al-Naja, mengisahkan bagaimana tubuh putrinya perlahan merosot, langkah demi langkah menuju jurang kematian karena kelaparan.

Sham Qudaih, balita berusia dua tahun, kini hanya memiliki berat 4 kilogram. Hatinya (secara harfiah) membesar akibat penyakit dan kekurangan gizi. Dokter berkata, ia butuh dievakuasi segera keluar Gaza untuk menyelamatkan nyawanya.

Selasa lalu, 5 Agustus, Tamer Shuheiber (15 tahun) wafat karena komplikasi malnutrisi akut. Ibunya menangis pilu di hadapan wartawan, menceritakan bagaimana ia menyaksikan anaknya layu setiap hari, tanpa mampu berbuat apa-apa.

Alaa al-Najjar hanya bisa memeluk erat bayinya, Yahya, yang baru berusia tiga bulan, setelah sang buah hati meninggal karena kelaparan.

Tanpa intervensi internasional yang segera dan tegas untuk menghentikan strategi kelaparan Israel, lebih banyak ibu di Gaza akan mendekap anak mereka, bukan untuk menidurkan, melainkan untuk mengantar kepergian.
