Di balik layar janji manis Ottawa, Kanada ternyata masih menjadi pemasok senjata aktif untuk mesin pembunuh Israel di Gaza.

Temuan ini dibongkar Koalisi Embargo Arms Now (Hentikan Perdagangan Senjata Sekarang), yang menyebut ada “penipuan sistematis” dan aliran senjata yang terus-menerus, meski pemerintah Kanada berulang kali mengklaim telah menyetop pengiriman ke Tel Aviv.

“Yang terjadi justru sebaliknya, senjata Kanada mengalir deras ke tangan tentara pendudukan. Ini bukan kekeliruan. Ini kebohongan yang dirancang,” tulis laporan itu.

Menggunakan dua metode pelacakan baru, koalisi berhasil mengungkap:

  • 421 ribu peluru dikirim ke Israel sejak perang dimulai, termasuk 175 ribu dalam satu pengiriman saja pada April 2025.
  • 391 pengiriman militer, termasuk peluru, komponen senjata, dan perangkat komunikasi, diam-diam dikirim dari Kanada ke Israel.
  • 47 pengiriman langsung ke pabrik senjata Israel.
  • Bahkan pengiriman via penerbangan komersial tak luput, dengan senjata diselipkan di bawah kursi penumpang menuju kota-kota besar dunia.

Lebih miris lagi, pengiriman masih berlangsung sembilan hari setelah Menteri Luar Negeri Kanada mengumumkan penghentian ekspor amunisi ke Israel.

Laporan menyebut, praktik ini melanggar:

  • Hukum Kanada sendiri, seperti Undang-Undang Ekspor-Impor,
  • Traktat Perdagangan Senjata PBB,
    dan berpotensi menjadikan Kanada tersangka pelanggaran HAM dan kejahatan genosida.

Koalisi menyerukan:

  • Segera lakukan embargo senjata total terhadap Israel.
  • Cabut seluruh izin ekspor, langsung maupun lewat negara ketiga.
  • Batalkan kontrak militer dengan Israel sepenuhnya.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah mengakibatkan lebih dari 60 ribu warga Gaza gugur syahid, 146 ribu luka-luka, dan hampir dua juta mengungsi. Gaza hancur nyaris total, dalam skala kehancuran yang hanya bisa dibandingkan dengan Perang Dunia II.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here