Spirit of Aqsa, Palestina – Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Riyad Malki hari ini menyambut baik pernyataan terakhir dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 Uni Afrika. Dalam forum tersebut, para pemimpin Afrika memperbarui dukungan mutlak mereka untuk perjuangan Palestina. Dukungan tersebut datang di saat beberapa negara Arab seakan lupa akan komitmen mereka dan memutuskan merajut kembali alias menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Malki juga menyambut baik dukungan para pemimpin Afrika untuk solusi dua negara di perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina.
Malki juga menghargai penolakan para pemimpin Afrika terhadap kebijakan rasis Israel dan kebijakan pembersihan etnis yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan pencaplokan Israel atas tanah Palestina yang diduduki pada tahun 1967, terutama Yerusalem.
Para pemimpin Afrika pada Minggu (7/2) menegaskan kembali bahwa semua permukiman Israel yang didirikan di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Golan Suriah, adalah ilegal. Dalam pernyataan akhir dari KTT Uni Afrika secara virtual selama dua hari, para pemimpin Afrika menekankan bahwa permukiman Israel merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang relevan, dan menyerukan masyarakat internasional untuk menghentikan semua kegiatan permukiman itu.
Mereka juga menegaskan kembali dukungan penuh mereka untuk rakyat dan perwakilan Palestina, Organisasi Pembebasan Palestina, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, dalam perjuangan sah Palestina melawan pendudukan Israel untuk memulihkan hak-hak rakyat yang tidak dapat dicabut, termasuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan.
Para pemimpin Afrika mengutuk penggunaan kekuatan yang mematikan, melanggar hukum dan kekuatan berlebihan Israel lainnya terhadap warga sipil Palestina, termasuk warga sipil yang menikmati status perlindungan khusus di bawah hukum internasional yang tidak menimbulkan ancaman bagi kehidupan. 12KTT Uni Afrika memperbarui dukungan terhadap inisiatif perdamaian Presiden Mahmoud Abbas, yang disampaikan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 Februari 2018, yang menyerukan diadakannya konferensi internasional pada waktu yang tepat untuk meluncurkan proses politik multilateral yang kredibel.
Para pemimpin Afrika menekankan penolakan atas solusi yang tidak adil atau parsial, termasuk apa yang disebut “Kesepakatan Abad Ini”. Para pemimpin Afrika juga menekankan bahwa mereka akan bekerja tanpa lelah dengan aktor internasional lainnya untuk memastikan kemerdekaan negara Palestina yang berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. (JPNN)