Di antara ribuan kisah pilu dari Gaza, nama Sham Abu Al-Rous menjadi simbol luka yang paling dalam. Bocah perempuan ini kini terbaring sendiri di rumah sakit, setelah selamat seorang diri dari serangan udara brutal yang merenggut nyawa seluruh anggota keluarganya.
Sham adalah satu-satunya yang selamat dari keluarganya setelah tenda tempat mereka berlindung di wilayah pesisir Al-Mawasi, barat Khan Younis, dihantam bom militer Israel. Serangan itu tak hanya menghanguskan tenda mereka, tapi juga menghanguskan masa depan Sham.
Saat ini, Sham dirawat dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Nasser. Menurut dr. Ahmad Al-Farra, Kepala Unit Anak di rumah sakit tersebut, tubuh kecil Sham mengalami luka bakar parah dan cedera serius akibat serpihan bom yang menembus perutnya.
“Sebagian besar anggota keluarganya syahid dalam kondisi terbakar. Sementara Sham mengalami luka dalam di usus akibat pecahan peluru, dan kami terpaksa mengangkat sekitar 90 sentimeter dari ususnya,” kata dr. Al-Farra kepada Al Jazeera.
Ia menjelaskan bahwa Sham kini bergantung pada ventilator untuk bernapas dan masa depannya dipenuhi risiko komplikasi jangka panjang, termasuk gangguan penyerapan gizi dan kekurangan nutrisi akibat kehilangan sebagian besar sistem pencernaannya.
Dr. Al-Farra juga menyoroti bahwa pasukan pendudukan Israel menggunakan jenis senjata yang menyebabkan luka bakar tingkat tinggi hingga jenazah para korban menjadi tak bisa dikenali. “Luka yang mereka timbulkan di tubuh anak-anak ini mustahil untuk diobati dengan cara biasa,” tegasnya.
Kisah Sham hanya satu dari banyak tragedi kemanusiaan yang menandai agresi Israel di Gaza. Data dari UNICEF menyebutkan, sejak dimulainya perang, lebih dari 16.000 anak tewas di Gaza—rata-rata 27 anak per hari. Jumlah korban terus meningkat tajam sejak Israel kembali melanjutkan serangan militer pada 18 Maret lalu.
Tak hanya itu, perang ini juga menyisakan 39.000 anak yatim di Gaza. Sejak Oktober 2023, total lebih dari 51.000 warga Palestina syahid dan 116.000 lainnya luka-luka, menurut data resmi otoritas Palestina.
Sham Abu Al-Rous adalah saksi hidup dari kehancuran, kesepian, dan derita yang ditinggalkan bom-bom Israel. Dan sayangnya, kisahnya bukan yang terakhir.