Spirit of Aqsa- Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan, seorang pemuda Palestina gugur syahid setelah ditembak pasukan Israel di utara Al-Quds yang diduduki. Sementara itu, militer Israel melanjutkan kampanye militernya di Jenin serta melakukan penggerebekan dan penangkapan di berbagai kota di Tepi Barat pada malam hari.

Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, “Pasukan pendudukan melepaskan tembakan ke arah pemuda Palestina di dekat Kamp Qalandiya, yang mengakibatkan satu syahid dan dua lainnya luka-luka dalam kondisi sedang.” Tidak ada keterangan lebih lanjut yang disampaikan.

Menurut saksi mata, penembakan terhadap tiga pemuda tersebut terjadi di dekat pos pemeriksaan militer Qalandiya yang biasa digunakan untuk keluar-masuk Yerusalem.

Dengan insiden ini, jumlah syuhada Palestina meningkat menjadi 878 sejak militer Israel memperluas operasi dan pemukim meningkatkan serangan mereka di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, yang dimulai bersamaan dengan perang genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023. Selain itu, sekitar 6.700 warga Palestina terluka, dan 14.300 lainnya ditangkap, berdasarkan data resmi Palestina.

Serangan di Jenin

Sementara itu, militer Israel telah memasuki hari keenam melanjutkan kampanye militernya di wilayah Jenin, yang hingga Sabtu telah menyebabkan 16 warga Palestina gugur, termasuk seorang anak perempuan, dan 50 lainnya terluka, menurut data resmi Palestina.

Sumber Palestina mengungkapkan bahwa pada Senin dini hari, pasukan Israel memasuki Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan melakukan penggeledahan terhadap pasien serta tenaga medis.

Pasukan Israel juga mengerahkan lebih banyak bala bantuan militer dari pos pemeriksaan Jalama menuju Jenin pada Senin dini hari. Sementara itu, buldoser Israel terus menghancurkan rumah-rumah di wilayah Tal’ah al-Ghubz dengan tujuan membuka jalan menuju distrik Harat al-Damaj di Kamp Jenin.

Sebagai respons, para pejuang Palestina menyerang pasukan pendudukan Israel dengan bom rakitan di bundaran utama Jenin.

Sejak dimulainya operasi militer yang mencakup serangan udara dan operasi kilat oleh pasukan khusus, tentara Israel telah memaksa ribuan warga Palestina meninggalkan Kamp Jenin.

Wali Kota Jenin, Muhammad Jarar, menyatakan, “Militer Israel telah membakar antara **70 hingga 80 rumah warga Palestina, menghancurkan antara 30 hingga 40 rumah secara total, serta merusak ratusan rumah lainnya secara parsial.”

Ia juga menambahkan bahwa militer Israel meratakan jalan, merusak infrastruktur, dan membuka jalur bagi kendaraan mereka di atas reruntuhan rumah-rumah Palestina yang telah dihancurkan.

Jarar meminta pemerintah Palestina untuk menyatakan Jenin sebagai wilayah terdampak bencana dan segera memberikan berbagai jenis bantuan darurat.

Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan dan keamanan di utara Tepi Barat memburuk dengan cepat. Dalam pernyataannya kepada BBC News yang diunggah di Facebook pada Minggu, Direktur UNRWA di Tepi Barat, Roland Frederick, mengatakan, “Di Kamp Jenin, yang dihuni lebih dari 20.000 orang, hampir seluruh penduduk telah mengungsi. Kekerasan (Israel) yang terus berlangsung memaksa kami menghentikan layanan pendidikan dan kesehatan bagi ribuan orang.”

Penangkapan Berlanjut

Dalam perkembangan terkait, media Palestina melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan penggerebekan di beberapa kota di Tepi Barat dan melancarkan operasi penangkapan terhadap warga.

Menurut sumber lokal, pasukan Israel memasuki Kamp Shuafat di utara Yerusalem yang diduduki, serta kota Sebastia dan Furik di wilayah Nablus.

Pada Minggu malam, pasukan Israel juga menggerebek kota al-Ram di utara Yerusalem Timur yang diduduki dan menembakkan gas air mata secara masif ke arah warga Palestina.

Dalam pernyataannya, Pemerintah Yerusalem menyebutkan, “Pasukan pendudukan menembakkan gas air mata secara masif di sekitar tembok pembatas di kota al-Ram.”

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here