Dewan Pendidikan Tinggi Turkiye (YÖK) menginstruksikan seluruh universitas di negeri itu untuk menjadikan tragedi kemanusiaan di Gaza sebagai bagian dari agenda resmi dalam upacara pembukaan tahun akademik 2025–2026, termasuk dalam kuliah perdana.
Dalam surat edaran resminya, YÖK menegaskan bahwa selama hampir dua tahun terakhir, Israel telah melakukan pembantaian brutal terhadap warga sipil di Gaza, mayoritas di antaranya bayi, perempuan, orang sakit, dan lanjut usia. Serangan tanpa batas hukum, moral, maupun nurani itu disebut sebagai noda hitam dalam sejarah umat manusia.
“Kekejaman yang dilakukan secara terang-terangan dan tanpa rasa malu ini harus segera dihentikan. Itu adalah satu-satunya harapan kita bersama,” demikian kutipan dari pernyataan YÖK.
Lembaga tersebut menekankan bahwa mengangkat isu Gaza dalam kegiatan akademik bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah kewajiban moral dan kemanusiaan.
Maka itu, universitas diminta menunjukkan kepedulian dan sensitivitas yang nyata dalam setiap forum pembukaan, agar suara kampus tidak hanya bicara soal ilmu, tetapi juga keberpihakan pada nilai kemanusiaan.