Gaza kembali berduka. Pada Sabtu (27/9), serangan brutal Israel menyebabkan 91 warga Palestina syahid, termasuk anak-anak dan orang yang kelaparan, sementara tiga dari sedikit rumah sakit yang tersisa di sektor ini harus menghentikan operasionalnya.
Fokus Serangan: Penduduk Sipil dan Pengungsi
Serangan udara dan penembakan Israel menargetkan pengungsi di jalanan serta keluarga yang tinggal di rumah mereka sendiri. Dari 91 korban tewas, 48 berada di Kota Gaza, dan enam di antaranya adalah warga yang mencoba mencari makanan.
Beberapa wilayah, termasuk Tel al-Daj, Daraj, dan Al-Sabra, mengalami gelombang serangan bertubi-tubi, menewaskan anak-anak, perempuan, dan orang tua. Bahkan mereka yang mencoba meninggalkan kota melalui jalur yang diklaim aman oleh Israel juga menjadi sasaran, menewaskan dan melukai sejumlah pengungsi.
Korban dan Kerusakan di Seluruh Kota
Gaza Tengah: 8 korban, termasuk 4 anak-anak, tewas dalam serangan di Daraj.
Gaza Selatan: Serangan di Tel al-Hawa dan Al-Sabra menewaskan dan melukai warga, beberapa rumah hancur akibat bom dan kendaraan taktis.
Khan Younis & Al-Mawasi: 6 korban tewas, termasuk dua perempuan, akibat serangan udara pada area padat pengungsi.
Dier al-Balah & Al-Nusirat: 14 korban tewas dan puluhan luka-luka akibat serangan drone.
Sejak 7 Oktober 2023, total korban serangan Israel telah mencapai 65.926 syuhada dan 167.783 terluka, mencerminkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Rumah Sakit Terpaksa Tutup
Selain korban jiwa, sektor kesehatan Gaza menghadapi kehancuran total. Tiga rumah sakit di Kota Gaza—Al-Rantisi, Rumah Sakit Mata, dan Hamad untuk Rehabilitasi Anggota Tubuh—harus menghentikan layanan. Sementara itu, staf medis dan pasien terkepung di Rumah Sakit Al-Quds, Tel al-Hawa.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut situasi ini sebagai bencana kemanusiaan dan kesehatan, dengan kekurangan darah, obat-obatan, dan kapasitas untuk merawat korban yang terus bertambah. WHO sebelumnya melaporkan empat rumah sakit lain di Gaza utara terpaksa ditutup sejak 1 September 2025.
Ancaman Terhadap Warga dan Tenaga Medis
Menurut Khaleel Al-Daqran, juru bicara Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, sebagian besar rumah sakit di Gaza Utara dan provinsi Gaza kini tidak mampu menerima pasien baru, sementara yang tersisa kewalahan menghadapi jumlah korban yang meningkat setiap hari.
Badan PBB untuk Urusan Kemanusiaan menegaskan, kebanyakan fasilitas kesehatan di Gaza ditutup, meninggalkan ratusan ribu warga tanpa layanan medis.