Spirit of Aqsa, Palestina – Pihak keamanan Israel memaparkan kekhawatiran mereka terkait meningkatkan tindakan kejahatan yang dilakukan imigran illegal Yahudi terhadp warga Palestina di Tepi Barat.
“Para pemukim zionis menebangi pepohonan di pinggir jalan, membakar ban, menyerang aparat kepolisian, melempari batu dan lainnya, yang menimbulkan kerusakan terhadap kendaraan Palestina, dan memicu bentrokan dan provokasi,” tutur pernyataan resmi pihak keamanan Israel, dikutip Radio Israel Can.
pada 2020 lalu, 370 lebih kasus keterlibatan para pemukim yahudi dalam tindak kekerasan di Tepi Barat, termasuk 42 kasus yang menimpa aparat kepolisian dan tentara Israel sendiri.
Sebanyak 206 kasus merupakan tindak kriminal yang dilatari ekstrimisme rasial, mencakup kejahatan terhadap warga Palestina, dan lemparan batu yang merusak harta benda milik mereka.
Masih menurut laporan radio Israel, sejak tewasnya seorang pemukim yahudi “Ahovia Sandac, tiga pekan lalu di Tepi Barat, setelah terbaliknya kendaraan yang ditumpanginya saat diburu aparat kepolisian Israel, terjadi 60 kasus kekerasan yang mayoritasnya menimpa warga Palestina.
Departemen keamanan mengingatkan bahwa sikap diam dan tidak adanya kecaman dari tokoh sayap kanan, akan memicu eskalasi kekerasan di Tepi Barat.
Surat kabar Haaretz Israel edisi Senin (11/1) mengutip pernyataan sumber keamanan Israel, bahwa pihak pengunjuk rasa atas tewasnya “Shandac” terutama yang dikenal dengan kelompok pemuda bukit, mereka mendapatkan semangat dari pernyataan ekstrim yang mengajak melakukan tindakan terorisme dan kekerasan terhadap aparat keamanan dan warga Palestina.