Seorang tentara Israel dilaporkan mengalami luka serius setelah mencoba mengakhiri hidupnya dengan menembak diri di sebuah pangkalan militer di selatan Israel. Peristiwa ini semakin menegaskan melonjaknya angka bunuh diri di tubuh militer Israel.
Menurut harian Maariv, tentara tersebut menembak dirinya sendiri di dalam area latihan, mengakibatkan luka parah yang kini dalam perawatan intensif.
Rangkaian Kasus Serupa
Sebelumnya, kanal 12 Israel melaporkan bahwa seorang tentara yang turut serta dalam agresi ke Gaza juga bunuh diri, menjadi kasus ketiga dalam kurun waktu hanya 10 hari.
Pada Senin malam, media Israel memberitakan bahwa seorang tentara dari Brigade Nahal memilih mengakhiri hidupnya di pangkalan militer Dataran Tinggi Golan. Tentara ini diketahui bertempur di Gaza selama lebih dari setahun.
Minggu lalu, seorang tentara dari Brigade Golani juga bunuh diri dengan menembak dirinya di pangkalan Sde Teiman, Gurun Negev. Menurut Haaretz, sebelumnya ia sempat menjalani pemeriksaan di unit investigasi militer, lalu senjatanya ditarik. Namun, beberapa jam kemudian ia mengambil senjata milik rekannya dan menembak dirinya sendiri.
Di pekan yang sama, situs Walla melaporkan seorang tentara lainnya bunuh diri setelah berbulan-bulan mengalami tekanan mental akibat menyaksikan kekejaman perang di Gaza dan Lebanon.
Lonjakan Angka Bunuh Diri
Data terbaru dari Haaretz menyebutkan bahwa tingkat bunuh diri di kalangan tentara Israel naik drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Setidaknya 15 tentara sudah mengakhiri hidupnya sejak awal 2025, sedangkan sepanjang 2024 tercatat 21 tentara bunuh diri.
Mayoritas kasus bunuh diri terjadi di kalangan pasukan cadangan yang sedang bertugas aktif. Para pakar militer Israel mengungkap bahwa sebagian besar dari mereka mengalami trauma mendalam setelah terlibat langsung dalam pertempuran dan menyaksikan kekejian di medan perang, yang berdampak serius pada kondisi mental mereka.
Sumber: Al Jazeera, media Israel
