Spirit of Aqsa – Bank Dunia pada Rabu (9/2/2022) meminta ‘Israel’ untuk mengizinkan warga Palestina meningkatkan jaringan seluler mereka. Bank Dunia mengatakan potensi ekonomi digital di wilayah Palestina yang dijajah belum sepenuhnya terwujud.
Karena pembatasan oleh ‘Israel’ pada impor peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), alokasi spektrum (saat ini terbatas pada 2G di Gaza dan 3G di Tepi Barat), dan konektivitas jaringan di wilayah Palestina sangat rendah, menurut laporan terbaru lembaga itu.
Hal ini telah dianggap sebagai hambatan utama untuk pembangunan infrastruktur digital, konektivitas, dan akses broadband berkecepatan tinggi.
Menurut Indeks Pengembangan ICT global, Tepi Barat dan Gaza ditempatkan di bawah rata-rata negara berkembang dalam tingkat penetrasi broadband.
Laporan tersebut meminta ‘Israel’ untuk mengalokasikan spektrum yang dibutuhkan untuk penyebaran 4G dan 5G di Palestina sebelum penyebaran teknologi 5G selesai di Israel.
Dunia bisnis Palestina bergerak dengan jaringan online
“Berinvestasi dalam ekonomi digital Palestina lebih penting dari sebelumnya,” kata Kanthan Shankar, Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza.
Tidak hanya meningkatkan daya saing kawasan dan akses ke pasar global, dia menyerukan penyediaan lapangan kerja dan sumber pendapatan fiskal, tetapi juga menjadi vital di saat krisis.
“Kami telah menyaksikan pergerakan signifikan banyak bisnis Palestina menuju saluran online selama pandemi Covid-19,” kata dia.
Ekonomi Palestina belum menciptakan lapangan kerja yang cukup, dengan lebih dari seperempat populasi menganggur pada kuartal kedua 2021, kata bank itu dalam sebuah laporan.
Perempuan sangat dirugikan dengan hanya 17 persen partisipasi di pasar tenaga kerja dibandingkan 68 persen untuk pria, tambah laporan itu.(PIC)