Puluhan pemukim ekstremis Israel kembali menyerbu kawasan suci Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan ketat pasukan Israel. Sementara di Tepi Barat, Israel semakin menggila dengan serangkaian penggerebekan, penangkapan, serta penghancuran rumah-rumah warga Palestina.

Sumber Al Jazeera melaporkan, para pemukim itu melakukan ritual Talmud dan aksi provokatif di pelataran masjid, bersamaan dengan pembatasan ketat yang diberlakukan Israel terhadap masuknya jamaah Muslim.

Di Al-Quds Timur, pasukan Israel menghancurkan sebuah gedung yang masih dalam tahap pembangunan di Anata. Gedung itu memiliki 15 toko dan 8 apartemen, milik warga Palestina Muhammad Hamza Gaith dan Yasin Ibrahim Abu Syamsiyah.

Sementara itu, militer Israel memerintahkan pembongkaran 4 rumah milik keluarga para pejuang Palestina yang dituduh terlibat pembunuhan warga Israel pada tahun lalu.

Di Ramallah, tentara Israel menyerbu rumah mantan tahanan Bahaa Awad di Beit Ur al-Tahta, memukulinya dengan brutal. Awad sendiri sudah beberapa kali ditangkap sejak dimulainya genosida Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023.

Tiga mantan tahanan lainnya ditangkap di Hebron dan Dura, sementara satu orang lagi, Salim Rajoub, dipanggil untuk diinterogasi meski sedang sakit parah.

Di kamp pengungsi Al-Jalazoun, Ramallah, tentara Israel menyerbu dengan tembakan brutal dan gas air mata, menebar teror di tengah warga, terutama anak-anak.

Serangan dan pencurian pemukim

Tak hanya di kota, para pemukim Israel juga terus menyerang desa-desa Palestina. Hari ini, mereka menjarah peralatan peternakan milik warga di Khirbet Al-Farisiya, Lembah Yordan Utara. Serangan ini bagian dari pola kekerasan sistematis untuk memaksa penduduk meninggalkan tanah mereka.

Selain merampas properti, para pemukim juga sering mengepung rumah, menakut-nakuti keluarga, menyerang hewan ternak, bahkan memaksa para gembala keluar dari padang rumput.

Di Sa’ir, timur laut Hebron, para pemukim mendirikan tenda dan kandang domba di puncak Jabal Hamrush, tanah milik warga Palestina. Ini merupakan bagian dari “rencana kolonisasi pastoral” yang didukung pemerintah Israel untuk memperluas pemukiman ilegal.

Bahkan bulan lalu, para pemukim mencoba merebut lahan luas di daerah Joura Al-Kheil, memaksa warga dan para gembala pergi demi memperluas kontrol mereka.

Kini, mereka terus menggembalakan ternak di sekitar rumah warga, ladang, dan desa-desa di Masafer Yatta, sebagai cara perlahan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here