“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. Al-Isra: 3)

Oleh: Ustadz Dr. Umar Makka, Lc

Bersyukur kadang menjadi obat terbaik dari ketidak beruntungan yang kerap dialami dalam hidup. Kadangkala sesorang tidak mendapatkan sesuatu sesuai dengan rencana. Dari sana lahir kekecewaan. Meskipun begitu, tak sepatutnya patah semangat dan menghukum diri dengan kekecewaan berlebih. Selain menyusun strategi baru menghadapi tantangan hidup berikutnya, penuhi hati dengan rasa syukur.

Syukur merupakan amalan hati yang sangat mulia. Syukur merupakan karakter para nabi dan rasul. ujian mereka lebih berat dibanding manusia biasa. Namun mereka tak pernah berhenti bersyukur kepada Allah Ta’ala. Banyak bersyukur merupakan salah satu pelajaran penting dari serial tadabbur surah al-Isra. Keagungan bersyukur termaktub dalam ayat ketiga. Allah Ta’ala berfirman;

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. Al-Isra: 3)

Ketika Rasulullah sampai pada puncak ujian dakwah, Allah menghibur beliau dengan kisah Nabi Musa melalui surah al-Isra. Detik-detik terakhir beliau di Mekkah pun demikian, Allah Ta’ala seolah menghibur beliau dengan perjuangan dakwah yang dilalui Musa AS.

Fase dakwah Makkah merupakan perjalanan dakwah sangat berat yang dilalui oleh Rasulullah SAW. Beliau didustakan, difitnah, dituduh gila, diboikot, sampai dilempari batu oleh penduduk Thaif. Beliau bahkan hendak dibunuh oleh kabilah-kabilah Quraisy.  Lalu akhirnya diusir dari tanah tercinta, Makkah al-Mukarramah. Untuk meneguhkan dan menyabarkan beliau, Allah mengisahkan kisah Nabi Musa melalui surah al-Isra.

Hal serupa terjadi dalam ayat ketiga di atas. Nabi Muhammad melalui hari-hari dakwah yang terasa sangat lama. Beliua berdakwah kepada orang-orang Quraisy, siang dan malam, sembunyi-sembunyi sampai terang-terangan, tapi justeru mendapat penolakan bahkan ancaman pembunuhan. Setiap hari beliau mendapatkan kriminalisasi dari orang-orang musyrik.

Untuk menangkan hati beliau, Allah mengisahkan kisah Nabi Nuh AS yang berdakwah dengan waktu yang jauh lebih panjang. Dia berdakwah siang dan malam. Sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Bahkan Al-Qur’an menyebut bahwa beliau berdakwah selama 950 tahun. Waktu yang sangat lama. Namun yang mengikuti dakwah beliau hanya belasan orang.

Seakan-akan surah al-Isra mengatakan kepada Nabi Muhammad, ‘Ya Muhammad jika engkau berdakwah di waktu yang lama dan banyak orang yang tetap mendustakan, maka lihatlah Nuh yang juga telah berdakwah seama 950 tahun. Tapi kebanyakan kaum Nuh tetap mengingkari risalah yang beliau bawa.’

Bersyukur di Tengah Ujian

Salah mutiara tadabbur dari ayat di atas adalah sifat syukur. Sifat syukur merupakan sifat yang disanjung dalam ayat tersebut. Allah memperkenalkan hamba-Nya yang banyak bersyukur, yaitu Nabi Nuh AS. Di tengah ujian, beliau senantiasa bersyukur kepada-Nya. Di tengah tantangan dakwah, pengingkaran kaumnya, di tengah durasi dakwah yang sangat panjang, tidak membuat Nuh lupa bersyukur kepada rabbnya.

Sifat syukur ini yang banyak diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW kepada umatnya. Suatu malam ibunda Aisyah terbangun dan melihat beliau terus melaksanakan shalat malam sampai kedua kakiknya bengkak.

Ibunda Aisyah berkata; “Ya Rasulallah, apakah engkau akan menyiksa dirimu seperti ini, sementara Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang’.

Lihat bagaimana jawaban Rasulullah; “Tidak kah pantas aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah, wahai Aisyah?”

Ini pelajaran penting. Di antara sifat terbaik hamba pilihan Allah adalah banyak bersyukur. Seperti Nabi Nuh AS dan Nabi Muhammad SAW. Ada banyak dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan bersyukur. Sifat syukur adalah sifat para nabi-nabi Allah. Ibrahim AS, Nuh AS, dan Muhammad SAW adalah hamba-hamba Allah yang memperbanyak syukur kepada-Nya.

Sifat syukur merupakan sifat orang-orang beriman. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda; “Sungguh ajaib perkara orang-orang beriman. Jika mereka ditimpa kesenangan atau kemudahan, maka mereka akan bersyukur. Dan itu adalah kebaikan baginya. Ketika mereka ditimpa keburukan atau kesusahan, maka mereka bersabar. Dan itu adalah kebaikan.”

Sebagaimana sifat syukur adalah sebab Allah akan menambahkan nikmat karuniah-Nya kepada seorang hamba. Syukur merupakan di antara sebab Allah menghindarkan seseorang dari azab api neraka. Sifat syukur di antara sebab datangnya rida-Nya. Syukur di antara sebab seseorang akan mendapatkan pahala terbaik di sisi-Nya.

Jadi, jangan lupa bersyukur hari ini…!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here