“Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” (QS. Al-Isra: 10)
Oleh: Ustadz Dr. Umar Makka, Lc
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan salah satu prinsip keimanan yang sangat pokok dalam Islam. Perkara gaib yang telah dijelaskan secara gambling dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah itu termasuk dari salah satu rukun iman yang enam. Ia juga menjadi kesepakatan seluruh sahabat, ulama, dan kaum muslimin. Tidak keraguan tentang kejadian tersebut. Tidak ada yang meragukan atau menentang hari akhir kecuali orang-orang kafir.
Tak heran jika Allah Ta’ala memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman;
وَأَنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” (QS. Al-Isra: 10)
Al-Qur’an mencakup dual, berita gembira untuk orang-orang beriman dan peringatan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Pada ayat kesembilan surah al-Isra, Allah memberikan berita gembira tentang Qur’an yang merupakan petunjuk terbaik ke jalan yang paling lurus. Allah telah menyiapkan ganjaran pahala kepada mereka. Pada ayat kesepuluh, Allah memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhir. Sungguh Allah telah menyediakan nbagi mereka ada azab yang pedih.
Hal yang menjadi pertanyaan adalah apa kaitan Qur’an dengan hari kiamat? Sebenarnya sangat jelas kaitan atau hubungan yang sangat erat antara Al-Qur’an dan hari kiamat. Hari kiamat adalah perkara yang gaib. Tidak ada informasi yang paling akurat dan valid tentang berita gaib hari kiamat melebihi Qur’an. Bahkan nama-nama hari kiamat bisa diketahui dari Al-Qur’an. Kata para ulama ada sekitar 80 nama hari kiamat. Semua nama-nama tersebut menggambarkan kengerian bencana hari kiamat.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُ رَأْيَ عَيْنٍ فَلْيَقْرَأْ (إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ) وَ (إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ) و (إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ)
“Barangsiapa yang ingin melihat hari kiamat seakan-akan melihatnya (langsung) dengan mata kepala (sendiri) hendaknya ia membaca surah (إِذَاالشَّمْسُكُوِّرَتْ)” yakni surah at Takwir “dan surah (إِذَاالسَّمَاءُانْفَطَرَتْ)” yakni surah al Infithar, “dan (إِذَاالسَّمَاءُانْشَقَّتْ)” yakni surah al Insyiqaq.(HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan al-Hakim dari shahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma).
Tiga surah ini di antara surah-surah dalam Al-Qur’an yang paling detil menceritakan tentang hari kiamat seperti melihat dengan mata kepala kita sendiri.
Barangsiapa yang beriman dengan Al-Qur’an, mempercayai dan mengimani informasi berita yang ada dalamnya, itu akan membuat dia percaya dengan hari kiamat. Sama halnya orang yang mendustakan Qur’an akan membuat dia ingkar dan mendustakan hari kiamat. Semakin dekat dengan Qur’an maka semakin yakin dengan hari kiamat. Semakin jauh dengan Qur’an, semakin jauh dan ragu dengan hari kiamat. Sama halnya hanya orang yang sering mentadabburi sampai membaca Qur’an yang akan mempersiapkan bekal untuk menjalani kehidupan setelah hari kiamat.
Pengingkaran orang-orang Quraisy terhadap hari kiamat itu karena mereka terlebih dahulu mengingkari alquran. Hal itu digambarkan dalam surah al-Mu’minun ayat 82.
قَالُوْٓا ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ
“Mereka berkata, “Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?” (QS. Al-Mu’minun: 82)
Mengingkari Alquran akan membuatmu mengingkari hari kiamat.