Spirit of Aqsa– Analisis visual terhadap gambar-gambar dari pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel di Rafah menunjukkan puing-puing rudal yang digunakan merupakan buatan Amerika Serikat.
“Para ahli senjata dan bukti visual yang memeriksa gambar-gambar dari lokasi pembantaian mengonfirmasi bahwa puing-puing amunisi yang terlihat di lokasi serangan sehari setelahnya adalah sisa-sisa bom GBU-39, yang dirancang dan diproduksi di Amerika Serikat dan memiliki berat 17 kilogram,” demikian laporan New York Times, Kamis (30/5/2024).
Detail utama dalam puing senjata tersebut adalah sistem pengendali ekor, yang mengatur sirip yang mengarahkan bom GBU-39 ke target.
Trevor Bowles, mantan teknisi penjinak bahan peledak di Angkatan Darat AS, mengatakan, “pola baut unik dari senjata tersebut dan bukaan tempat penyimpanan sirip lipatnya terlihat jelas dalam puing-puing tersebut.”
Pejabat AS telah mendorong tentara Israel selama beberapa bulan terakhir untuk meningkatkan penggunaan bom GBU-39 di Gaza. Hal itu karena bom tersebut umumnya lebih akurat dan lebih cocok untuk lingkungan perkotaan dibandingkan dengan bom yang lebih besar, termasuk bom buatan AS yang beratnya mencapai 2000 pon (lebih dari 900 kilogram) yang sering digunakan oleh Israel.
Pada Ahad malam (26/5/2024), tentara Israel menembakkan beberapa rudal ke kamp pengungsi di barat kota Rafah, selatan Jalur Gaza, yang mengakibatkan sekitar 47 warga Palestina syahid, termasuk anak-anak dan perempuan. Tim penyelamat di Gaza memperkirakan jumlah korban syahid akan meningkat karena kurangnya fasilitas medis untuk merawat korban luka bakar parah.