Spirit of Aqsa, Palestina – Tentara penjajah Israel menangkap 29 warga Palestina dari beberapa wilayah di Tepi Barat, termasuk dua mahasiswa. Penangkapan tersebut terjadi pada Rabu (23/3) dan Kamis (24/3) waktu setempat.

Mengutip WAFA, penangkapan terkonsentrasi di kota Al-Quds, termasuk 12 warga dari kota Abu Dis, sebelah timur kota.

Penangkapan besar-besaran juga terjadi di Tepi Barat utara, yang menargetkan 9 warga Palestina dari daerah Tulkarm, 4 dari Nablus dan 3 dari Jenin. Dua mahasiswa Universitas An-Najah termasuk di antara para tahanan di Nablus.

Di Tepi Barat selatan, badan tersebut mengatakan tentara penjajah Israel menangkap seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dari kota Tuqu’, sebelah timur Betlehem.

Saat ini, Israel menahan sekitar 4.400 warga Palestina di penjara-penjaranya, menurut data dari lembaga-lembaga yang terkait dengan urusan tahanan. Kegubernuran Jenin di Tepi Barat utara memang seperti lingkaran api yang coba dipadamkan Israel, di tengah kekhawatiran bahwa gejolak itu akan menyebar ke daerah lain di Tepi Barat, terutama menjelang bulan suci Ramadhan.

Tentara Israel sangat mengandalkan unit khusus untuk melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di dalam Jenin, yang sering mengarah pada pembunuhan warga Palestina.

Jamal Haweel, anggota Dewan Revolusi Fatah dan mantan tahanan, mengatakan kepada Al-Monitor, “Jenin memiliki warisan ratusan tahun dalam perlawanan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” ungkapnya.

“Perlawanan di kota telah menjadi gaya hidup kami, budaya kami, kehidupan kami,” tambahnya. Ia juga menekankan bahwa semua upaya Israel dan Barat untuk mengubah identitas kota sejak 2002 telah gagal.

Haweel, yang berpartisipasi dalam Pertempuran Jenin di kamp pengungsi Jenin selama intifada kedua pada tahun 2002, mengatakan, Israel berupaya keras untuk mengubah Tepi Barat.

“Serangan harian pasukan pendudukan [Israel] dan upaya untuk mengubah Tepi Barat menjadi pemukiman adalah alasan utama perlawanan di Jenin, yang dicirikan oleh perlawanan terpadu di seluruh pedesaan, kota, kamp, dan faksi kegubernuran, di mana para anggota Hamas, Jihad Islam, Fatah, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina berjuang berdampingan,” bebernya.

Mengomentari upaya Israel untuk menghasut Jenin karena itu adalah tanah subur untuk perlawanan, dia berkata, “Kami bangga mengetahui bahwa Israel menghasut terhadap Jenin karena perlawanannya, dan membuktikan bahwa itu bukanlah hal yang mudah bagi tentara Israel, yang membayar harga yang mahal setiap kali memasuki kota,” lanjutnya.

Haweel mencatat bahwa Israel khawatir Jenin akan menjadi model di seluruh Tepi Barat, karena sel-sel perlawanan baru-baru ini muncul di Nablus dan kota-kota lain di Tepi Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here