Spirit of Aqsa, Palestina – Pasukan Israel secara intensif memasang barikade militer di sekitar gerbang Al-Quds dan kawasan Masjidil Aqsha. Penjajah juga melarang warga dari luar Al-Quds tidak boleh sholat subuh di Masjidil Aqsha.
Pada saat yang sama, penjajah Israel juga mengincar dan menangkap warga Al-Quds dan mereka yang bersiaga di Masjid Al-Aqsa. Penjajah mendeportasi dan menerapkan denda. Hal itu mereka lakukan untuk menjauhkan warga Al-Quds dari Masjid Al-Aqsa. Di sisi lain, penjajah Israel membuka lebar-lebar Masjid Al-Aqsa untuk para pemuikim illegal Yahudi.
Penjajah Israel menganggap warga Al-Quds yang bersiaga di Masjid Al-Aqsa merupakan ancaman terhadap kebijakan yang mereka keluarkan. Ini karena penjajah hendak mengambil alih kiblat pertama umat Islam itu dan memperluas kekuasaanya di sepanjang gerbang Al-Quds sampai Al-Aqsa.
Namun warga Al-Quds pantang menyerah dalam mempertahankan sikapnya menghadapi konspirasi Israel, meski harus menjadi korban penangkapan dan penganiayaan, dideportasi dari Masjidil Aqsha dan kota Al-Quds, serta dicekal dan rumah-rumah mereka menjadi sasaran penggeladahan berulang kali.
Aksi penyerbuan masuk makin intensif dilakukan para pemukim yahudi ke Masjidil Aqsha, dengan dalih peringatan tahun baru Israel, menggunakan seragam khusus taurat, dengan pengawalan pasukan Israel, dan pengetatan masuk bagi warga Palestina ke Masjidil Aqsha.
Organisasi Kuil Yahudi menyebarkan undangan kepada segenap ekstrimis yahudi untuk menyerbu masuk Masjidil Aqsha dengan segenap cara yang memungkinkan selama hari raya yahudi.
Dalam laporan berkala yang dilansir biro media Hamas di Tepi Barat, terjadi eskalasi pelanggaran Israel di Tepi Barat dan Al-Quds selama bulan Agustus lalu, terutama pelanggaran terhadap tempat suci dan serbuan masuk para pemukim yahudi ke Masjidil Aqsha.
Laporan tersebut menjelaskan, pasukan Israel dan para pemukim yahudi melakukan 24 pelanggaran terhadap rumah ibadah dan tempat suci, sementara jumlah pemukim yahudi yang menyerbu masuk Masjidil Aqsha mencapai 1599 orang.