Spirit of Aqsa | Nablus – Sejumlah warga Palestina pada Rabu (3/2/2021) mengalami sesak nafas setelah pasukan penjajah Zionis menyerbu kota Sebastia, sebelah utara Nablus, wilayah utara Tepi Barat.
Walikota Sebastia, Muhammad Azim, mengatakan bahwa pasukan penjajah Israel menyerbu kota di tengah tembakan peluru dan tabung gas air mata. Penyerbuan ini menyebabkan pecahnya bentrokan dan sejumlah warga mengalami sesak nafas karena terkena tembakan gas air mata.
Sebelumnya, pasukan pendudukan penjajah Israel, dengan bala bantuan militer, menyerbu situs arkeologi di Sebastia, di tengah langkah-langkah perlindungan yang ketat, dan memerintahkan pembongkaran pagar di sekitar lahan pertanian milik warga.
Muhammad Azim memperingatkan tentang adanya rencana pendudukan penjajah Israel untuk menguasai situs arkeologi tersebut, terutama setelah pemerintah pendudukan penjajah Israel memutuskan mengalokasikan jutaan shekel dana untuk menguasai situs arkeologi tersebut, bekerja sama dengan Dewan Permukiman Yahudi.
Berulang kali kota Sebastia menjadi sasaran serangan pasukan pendudukan penjajah Israel. Berulang kali mereka menutup arkeologi tersebut. Untuk mengamankan masuknya para pemukim Yahudi yang melakukan ritual keagamaan, dengan dalih bahwa situs tersebut adalah tanah Israel.
Penjajah Israel mengancam akan membongkar tiang bendera Palestina, yang tingginya mencapai 17 meter dan didirikan di “Al-Baidar Square” di kota tersebut. Daerah tersebut merupakan wilayah yang diklasifikasikan sebagai zona “B” (yang secara administratif di bawah kontrol Otoritas Palestina dan secara keamanan di bawah kendali penjajah israel).
Sebelumnya pihak Administrasi Sipil Israel telah meminta pemerintah kota Sebastia untuk mencopot tiang dan bendera Palestina dari Al-Baidar Square. Namun pemerintah kota Sebastia pada saat itu menegaskan, “Kami tidak akan mencopot bendera dan akan tetap berkibar. Kami tidak akan menyerah pada pendudukan penjajah Israel dan tekanannya.”
Sejak tahun 1980-an, penjajah Israel telah berusaha menempatkan situs-situs arkeologi di Tepi Barat berada di bawah pengelolaannya.