Upaya politisi di Timur maupun Barat untuk menormalkan agresi militer Israel di Gaza terus mendapat penolakan luas dari publik dunia. Dalam kolomnya di The Guardian, jurnalis Inggris Nasreen Malik menegaskan bahwa masyarakat global telah menyaksikan penderitaan warga Gaza selama lebih dari setahun, menyaksikan tubuh anak-anak yang hancur dan jeritan keluarga yang berduka, sehingga mustahil nurani manusia terbiasa dengan kekejaman semacam itu.

Malik menyatakan bahwa setiap tayangan dari Gaza menghantam batinnya seperti mimpi buruk yang terus berulang tanpa jalan keluar. Ia menggambarkan adegan memilukan seperti jasad anak tanpa kepala, potongan tubuh manusia dalam kantong plastik, hingga keluarga yang meninggal dalam satu tumpukan. Semua itu, menurutnya, tak bisa dianggap biasa seiring berjalannya waktu.

Ia mengkritik keras sikap pemerintah Barat, terutama Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, yang justru menekan suara-suara protes dan menindak mahasiswa maupun aktivis yang menyuarakan dukungan bagi Palestina dengan ancaman penangkapan atau deportasi. Malik menilai Israel berupaya membungkam opini publik dengan bantuan para pendukungnya demi mengendalikan narasi.

Namun, upaya pembungkaman tersebut justru memicu gelombang solidaritas global. Malik menyebut bahwa lahir “pemerintahan bayangan moral” yang dipimpin aktivis, jurnalis, dan pegiat HAM di berbagai penjuru dunia. Dari London hingga Washington, rakyat turun ke jalan membela Gaza dan mengungkap kejahatan yang terjadi.

Ia menegaskan bahwa langkah Israel untuk menutup Gaza dari dunia luar—dengan melarang wartawan asing masuk, menargetkan jurnalis lokal, dan mencegah masuknya bantuan—tidak akan berhasil. Justru, semakin keras upaya menekan solidaritas, semakin besar kesadaran dan kepedulian publik terhadap penderitaan warga Gaza.

Malik menutup tulisannya dengan peringatan bahwa dunia menyaksikan setiap warga Gaza yang gugur, setiap kota yang hancur, dan setiap anak yang berlumuran darah. Meskipun ada yang memilih bungkam, membenarkan, atau bahkan mendukung kejahatan ini, tidak ada yang bisa menjadikan kehancuran bangsa Palestina sebagai sesuatu yang dapat diterima.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here