Spirit of Asa, Palestina- Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, menyatakan, pertempuran darat di kota Khan Yunis, Jalur Gaza selatan saat ini bergantung pada pertempuran keterampilan antara pejuang Palestina dan tentara Israel. Dia menggambarkan situasi pertempuran di Khan Yunis merupakan pertempuran face to face.
Operasi Isarel di Khan Yunis telah mengalami beberapa perubahan mendasar dalam hal pengelompokan pasukan untuk keperluan operasional. Setiap kali terjadi kegagalan, pasukan dikumpulkan kembali dan beroperasi berdasarkan visi waktu singkat untuk merespons gerakan pertahanan dari pihak pejuang Palestina.
Di kota Hamad, Khan Yunis, terdapat dua brigade dari enam brigade di wilayah tersebut, kebanyakan dari mereka aktif dan bukan dari pasukan cadangan. Dia juga mengungkapkan adanya operasi aktif oleh pihak pejuang Palestina yang berasal dari daerah pengejaran pasukan Israel, serta adopsi kebijakan “pertempuran di belakang garis musuh.”
Gaza memiliki luas wilayah yang lebih besar dari Khan Yunis, dengan struktur bangunan yang terhubung dan pertahanan didasarkan pada garis-garis pertahanan, sedangkan area di kota selatan lebih kecil dengan keberadaan pasukan parasut dan pasukan khusus yang didukung oleh tank.
Al-Duwairi menegaskan, perang Israel saat ini terhadap Jalur Gaza telah mengubah konsep kontroversial sejarah yang biasanya diajarkan di lembaga-lembaga Arab. Konsep tersebut menyatakan bahwa Israel tidak mampu memulai perang yang panjang dan sangat sensitif terhadap kerugian manusia.
Perang ini telah mengubah konsep tersebut, di mana Israel memiliki kemampuan untuk melanjutkan perang pengurasan yang panjang, tetapi bekerja untuk mengganti setiap kehilangan yang terjadi sepanjang waktu, sementara kerugian manusia tidak diumumkan secara penuh.
Dia merujuk pada laporan yang menyatakan bahwa 16.000 tentara tewas dari pasukan Israel, termasuk mereka dengan kewarganegaraan ganda.