Spirit of Aqsa, Palestina – Perhimpunan Eropa untuk al-Quds memantau terjadinya 2.879 serangan yang dilakukan penjajah Israel di al-Quds selama bulan Mei 2021 lalu.
Dalam laporan bulanannya, Perhimpunan Eropa untuk al-Quds menegaskan, otoritas pendudukan Israel telah meningkatkan pelanggaran hak asasi manusia di kota al-Quds selama bulan Mei. Pendudukan Israel berusaha memaksakan fakta baru di daerah Bab Al-Amoud yang mengarah ke Kota Tua dan Masjid al-Aqsha, dan berupaya melakukan pengusiran massal warga al-Quds di kampung Sheikh Jarrah dan Silwan.
Dilatar belakangi oleh eskalasi pendudukan Israel di kota al-Quds, maka konfrontasi militer dengan Jalur Gaza meletus, di mana pasukan pendudukan Israel membunuh lebih dari 255 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita. Di samping itu melukai hampir dua ribu orang lainnya, serta melakukan penghancuran besar-besaran terhadap rumah, fasilitas dan infrastruktur sipil dan ekonomi.
Laporan ini memantau terjadinya 2879 pelanggaran yang dilakukan penjajah Israel dalam 14 jenis pelanggaran hak asasi manusia. Mayoritas pelanggaran ini kompleks. Pelanggaran terbanyak adalah serangan yang mengakibatkan cedera sebesar 43,6%, kebanyakan disebabkan oleh penggunaan kekuatan yang berlebihan selama penyerangan ke Masjid al-Aqsha dan Bab al-Amud. Disusul kemudian penangkapan dengan persentase (16,2%).
Laporan ini juga memantau terjadinya 247 insiden penembakan dan serangan langsung oleh pasukan pendudukan Israel di perkampungan al-Quds, yang mengakibatkan kematian dua warga sipil, salah satunya adalah anak-anak, dan mencederai 1.256 lainnya, termasuk sekitar 20 wartawan, dan beberapa lainnya adalah anak-anak dan perempuan, akibat penggunaan kekuatan yang berlebihan tanpa pembenaran apapun, terutama selama penyerbuan ke Masjid al-Aqsha dan halamannya. Puluhan orang mengalami sesak nafas akibat gas air mata. Banyak kasus tercatat di mana warga menjadi sasaran pemukulan dan kekerasan ekstrem oleh pasukan pendudukan Israel.
Laporan tersebut mendokumentasikan bahwa pasukan pendudukan Israel telah melakukan 360 penggerebekan ke kota-kota dan perkampungan al-Quds, di mana 466 warga ditangkap, termasuk sejumlah anak-anak, wanita dan wartawan. banyak warga. Laporan juga mendokumentasikan terjadinya pemanggiran dan pemberlakuan tahanan rumah terhadap sejumlah warga.
Perhimpunan Eropa untuk al-Quds juga memantau adanya penyerahan surat perintah penghancuran dan dilakukan beberapa sidang pengadilan terkait dengan pengusiran warga al-Quds dari kampung Sheikh Jarrah dan Silwan, disertai percepatan upaya dari otoritas pendudukan Israel untuk memaksakan perubahan demografis di kota al-Quds. Untuk tujuan ini, pendudukan Israel menggunakan semua kekuatan pemerintah, politik dan keamanannya. Di sisi lain, penjajah Israel memberi kebebasan kepada para pemukim pendatang Yahudi dan organisasi permukiman Yahudi untuk menguasai sebanyak mungkin properti di kota al-Quds.
Laporan ini menyebutkan, ada keterlibatan sekitar 1247 pemukim pendatang Yahdi dalam penyerbuan Masjid al-Aqsha, sementara ribuan lainnya berpartisipasi dalam pawai bendera yang menyerbu daerah Bab al-Amud, yang kemudian menjadi percikan yang memicu putaran konfrontasi militer (agresi Israel) dengan Jalur Gaza.
Polisi pendudukan Israel Israel terus menerapkan kebijakan pendeportasian warga dari Masjid al-Aqsha atau kota al-Quds. Selama bulan Mei, laporan tersebut mendokumentasikan telah terjadi pendeportasian 81 warga Palestina dari sana untuk periode yang bervariasi antara satu minggu dan enam bulan.
Para pemukim pendatang Yahudi juga terus melakukan serangan terhadap warga di al-Quds. Selama bulan Mesir, Perhimpunan Eropa untuk al-Quds mendokumentasikan terjadinya 58 serangan yang dilakukan oleh para pemukim pendatang Yahudi, termasuk penembakan dan pembakaran properti warga Palestina.