Pasukan Israel kembali melancarkan aksi penghancuran besar-besaran. Mulai Senin malam, mereka akan menghancurkan 106 bangunan di dua kamp pengungsi Palestina—Tulkarm dan Nur Syams—yang terletak di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.
Informasi ini disampaikan oleh Channel 14, media Israel yang dikenal dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kubu sayap kanan ekstrem. Tanpa memberikan rincian lebih lanjut, media itu menyebut bahwa pengosongan dan penghancuran akan dimulai segera, menargetkan kamp-kamp yang sudah lama dihuni para pengungsi Palestina.
Sementara itu, menurut laporan Anadolu dari lapangan, buldoser Israel telah lebih dulu beraksi sejak siang kemarin, menghancurkan sejumlah rumah bertingkat di kawasan Al-Manshiyah, Kamp Nur Syams.
Rencana penghancuran 106 bangunan ini sebenarnya telah diumumkan sejak Kamis pekan lalu. Militer Israel bahkan membagikan peta-peta yang menandai rumah-rumah yang akan diratakan dengan tanah menggunakan tanda merah mencolok. Peta itu juga diserahkan ke otoritas Palestina.
Alasan penghancuran?
Militer Israel berdalih bahwa tindakan ini bagian dari “penataan ulang kamp pengungsi”—dengan membuat jalur dan lorong baru demi “mempermudah pergerakan militer” dan “mencegah kembalinya elemen-elemen teror.” Pernyataan ini dilansir oleh harian Haaretz.
Namun, PBB melalui UNRWA, badan yang menangani pengungsi Palestina, mengutuk rencana ini secara tegas. UNRWA menyebut penghancuran massal ini sebagai bentuk hukuman kolektif, yang akan semakin memperparah penderitaan dan memaksa ribuan pengungsi kehilangan tempat tinggal.
Sejak agresi brutal yang diberi nama “Operasi Tembok Besi” diluncurkan di Tepi Barat pada Januari 2025, puluhan bangunan di kamp pengungsi telah dihancurkan oleh militer Israel. Kerusakan terbesar sejauh ini terjadi di Kamp Jenin.
Agresi militer ini dimulai pada 21 Januari lalu di kota Jenin dan sekitarnya, lalu meluas ke Tulkarm sejak 27 Januari. Bersamaan dengan genosida yang berlangsung di Jalur Gaza, Israel juga meningkatkan intensitas serangan di Tepi Barat.
Data terbaru dari sumber-sumber Palestina menyebutkan bahwa sejak awal tahun, lebih dari 960 warga Palestina gugur syahid, hampir 7.000 orang terluka, dan 16.400 orang lainnya ditangkap oleh pasukan Israel dan pemukim bersenjata.