Spirit of Aqsa, Palestina – Sampai hari ini, warga Palestina sangat susah bepergian menggunakan pesawat. Sebagai sebuah negara, Palestina sudah tidak punya bandar udara alias bandara. Namun setelah Israel menjajah, bandara di negara itu tak lagi berfungsi.
Dulu, negara Arab itu pernah punya empat bandara. Tiga di antaranya adalah bandara sipil, sedangkan yang satunya berupa pangkalan udara untuk militer. Namun, semua bandara itu kini sudah tidak berfungsi lagi.
Untuk bisa naik pesawat, orang-orang Palestina yang berkecukupan secara ekonomi harus membeli tiket dan mengambil penerbangan di negara tetangga mereka, Yordania. Namun, masyarakat Palestina kini bisa sedikit terhibur. Di luar Kota Nablus, dua saudara kembar, Khamis al-Sairafi dan Ata al-Sairafi menyulap sebuah pesawat usang jenis Boeing 707 menjadi kafe dan restoran. Para pelanggan pun bisa merasakan sensasi naik pesawat sambil menyantap hidangan yang mereka sajikan.
“Sebanyak 99 persen orang Palestina tidak pernah menggunakan pesawat terbang. Hanya para duta besar, diplomat, menteri, dan wali kota kami yang menggunakannya,” kata Khamis al-Sairafi, dikutip Associated Press, Kamis (26/8/2021).
“Sekarang mereka (masyarakat Palestina) bisa melihat pesawat dan bagi mereka itu akan menjadi sesuatu yang berarti,” ucapnya.
Setelah 25 tahun bekerja keras, dua bersaudara itu akhirnya berhasil membuka “Restoran Maskapai Penerbangan Palestina-Yordania dan Kedai Kopi al-Sairafi” itu pada 21 Juli lalu. Banyak pengunjung dengan keluarga, teman, dan pasangan mereka datang untuk minum di kafe yang terletak di bawah badan pesawat. Sementara, yang lainnya datang untuk berfoto di dalam pesawat dengan tarif 5 shekel (sekitar Rp23.000) per orang. (Inews)