Spirit of Aqsa, Palestina- Sejak 7 Oktober 2023, surat kabar Perancis La Croix telah berkomunikasi dengan jurnalis dan fotografer Palestina Abed Zaqout (37 tahun). Dia menceritakan kehidupan sehari-hari serta mendokumentasikan pengeboman dan kehancuran yang menimpa Jalir Gaza. 

Abed tinggal di Jalur Gaza Selatan dan bekerja sebagai jurnalis lepas di beberapa kantor pers, seperti La Croix. Sejak pembantaian di Jalur Gaza meletus, dia Sudah mengungsi ke beberapa tempat sambil mendokumentasikan setiap kejadian yang dia lihat. 

“Pada awal konflik, saya bersama keluarga mengungsi di Rumah Sakit Nasser, di jantung kota Khan Yunis. Dari sana, saya berpindah-pindah area yang dibom dan meliput peristiwa yang saya lihat,” kata Abed, dikutip dari Aljazeera Arabic, Kamis (21/12). 

Abed lalu pindah ke Kota Rafah, Jalur Gaza Selatan, sebuah wilayah yang diklaim aman oleh militer Israel. Dia terpaksa pindah lantaran intensitas pengeboman semakin tinggi di Khan Yunis. 

“Dari sana saya menulis kepada Anda dari tenda tempat saya menetap di Rafah, di tengah dinginnya udara di Rafah. Anak-anakku sakit dan menderita kelaparan,” ujarnya. 

“Kami para jurnalis dan fotografer bekerja dengan perut kosong. Kami menghadapi tantangan besar dalam menyediakan makanan untuk anak-anak kami dan mencari sedikit roti. Kami memproduksi cerita foto dan video tentang kelaparan dan kehausan, sementara anak-anak kami menderita kelaparan dan haus.”

Abed mengatakan, militer Israel tidak membedakan antara jurnalis dan warga sipil. Semua tidak terbebas dari aksi pembantaian. Dia bahkan sempat berhenti memotret lantaran sudah tak bisa menahan rasa lapar. 

“Saya berhenti memotret dua hari yang lalu. Saya tidak dapat melakukannya lagi. Saya kelaparan. Saya minta maaf atas kalimat tersebut, saya tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat,” tutur Abed.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here