Gaza kembali diguncang serangan udara dan rentetan artileri pada Senin (3/11) dini hari. Jet tempur dan pasukan darat Israel melancarkan operasi penghancuran rumah di berbagai wilayah Jalur Gaza, pelanggaran terbaru terhadap kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya berlaku sejak 10 Oktober lalu.

Menurut laporan Al Jazeera, serangan udara disertai tembakan artileri menargetkan Kota Rafah dan Khan Younis di bagian selatan Gaza. Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa pesawat tempur Israel juga menggempur wilayah timur Kota Gaza, diikuti dengan tembakan drone di kawasan Al-Tuffah.

Dalam waktu bersamaan, kendaraan lapis baja Israel menembaki permukiman di bagian timur kota. Suasana malam Gaza kembali berubah menjadi kobaran api, menandakan betapa rapuhnya janji gencatan senjata di bawah pendudukan bersenjata.

Sejak kesepakatan itu diberlakukan, pelanggaran terus terjadi. Serangan besar pekan lalu menewaskan sedikitnya 100 warga Palestina, termasuk 35 anak-anak. Kantor Media Pemerintah di Gaza mencatat 194 pelanggaran dilakukan oleh militer Israel sejak gencatan diumumkan.

Sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan, Israel hanya menarik sebagian pasukannya ke garis yang disebut “garis kuning,” namun hingga kini masih menguasai sekitar separuh wilayah Gaza.

Rumah-Rumah Dihancurkan

Reporter Al Jazeera melaporkan sejumlah ledakan keras mengguncang wilayah timur Kota Gaza pada Senin dini hari. Sumber-sumber setempat menyebut, pasukan Israel melakukan aksi peledakan rumah-rumah warga menggunakan bahan peledak berat.

Kanal Al-Aqsa mengonfirmasi bahwa tentara Israel mengebom sebuah kendaraan di kawasan Al-Tuffah setelah menanam bahan peledak di sekitarnya. Di bagian utara, pasukan Israel melepaskan rentetan peluru suar yang menerangi langit Beit Lahia, sementara artileri juga menghantam kawasan timur Deir al-Balah di tengah Gaza.

Di selatan, ledakan besar kembali terdengar dari arah timur Khan Younis. Sumber-sumber Palestina menyebut, penghancuran rumah di wilayah itu dilakukan bersamaan dengan tembakan artileri intensif.

Tindakan penghancuran masif ini menjadi bagian dari strategi yang sejak awal digunakan Israel, menciptakan kehancuran menyeluruh di seluruh Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza, dalam laporan terbarunya pada Ahad (2/11), menyebut jumlah korban agresi Israel kini mencapai 68.865 syahid dan 170.670 luka-luka sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.

Bagi warga Gaza, gencatan senjata tak lebih dari jeda di antara dua gelombang serangan. Di atas puing-puing rumah yang diledakkan, mereka terus bertahan, menegaskan kepada dunia bahwa hidup, sekalipun di bawah reruntuhan, tetap harus diperjuangkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here