Spirit of Aqsa- Puluhan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Al-Quds yang diduduki pada Kamis pagi (17/10/2024). Mereka melakukan ritual Talmud dengan pengawalan ketat dari pasukan Israel dalam rangka memperingati “Hari Raya Pondok Daun” Yahudi.
Serbuan para pemukim dilakukan secara berkelompok melalui Gerbang Mughrabi, dengan melakukan tur provokatif di halaman masjid. Pasukan pendudukan Israel memperketat pengamanan di pintu-pintu masuk Masjid Al-Aqsa dan mempersulit akses jamaah, sambil memperketat pengawasan di kawasan-kawasan di Yerusalem yang diduduki untuk memastikan keamanan perayaan “Hari Raya Pondok Daun” oleh para pemukim.
Pemerintah Israel dan kelompok-kelompok radikal berupaya memperkuat kehadiran Yahudi di Yerusalem yang diduduki. Hari-hari raya Yahudi dimanfaatkan untuk memperluas kendali mereka di Al-Quds, baik secara spiritual maupun politik.
Otoritas pendudukan berusaha mengosongkan Yerusalem dari warga Palestina melalui penangkapan, pengusiran, dan menakut-nakuti para aktivis serta warga, guna memaksakan kontrol penuh atas Masjid Al-Aqsa dan kota tersebut.
Kelompok pemukim radikal terus berupaya melakukan serbuan terbesar ke Al-Aqsa, menjawab seruan dari kelompok-kelompok “Kuil” untuk meningkatkan serangan selama perayaan “Hari Raya Pondok Daun” yang dimulai Sabtu lalu dan berlangsung selama satu minggu. Diperkirakan bahwa selama periode ini, akan terjadi ketegangan yang meningkat.
Serbuan pemukim diperkirakan akan berlanjut hingga 25 Oktober, yang bertepatan dengan peringatan 7 Oktober menurut kalender Ibrani, di mana saat itu dimulai Pertempuran Badai Al-Aqsa, yang dipicu oleh tindakan provokatif para pemukim di Al-Aqsa selama “Hari Raya Pondok Daun” dan perayaan-perayaan Yahudi sebelumnya. Kemungkinan besar para pemukim akan menjadikan momen ini sebagai peringatan penuh tangisan yang membenarkan serbuan lebih lanjut ke Al-Aqsa.
Selain serbuan oleh para pemukim, pemerintah Israel terus menerapkan kebijakan yang mendorong peningkatan jumlah pemukim Yahudi di Yerusalem dan mengurangi jumlah warga Palestina. Selama bertahun-tahun, upaya mereka fokus pada Yudaisasi kota dengan berbagai cara, termasuk menciptakan realitas baru di Al-Aqsa, di sekitar dan di bawahnya.
Di sisi lain, seruan terus bergema dari Palestina agar warga memperkuat kehadiran di Masjid Al-Aqsa untuk melawan rencana pendudukan yang bertujuan membagi dan menguasai wilayah tersebut.
Para penjaga Masjid Al-Aqsa yang telah dilarang masuk oleh otoritas pendudukan menyerukan aksi besar-besaran menuju masjid untuk melindungi situs suci tersebut dari rencana berbahaya Israel yang bertujuan mengosongkannya dari para jamaah.