Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, jumlah korban agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 46.565 syahid dan 109.660 luka-luka. Dalam 24 jam terakhir, Israel melakukan dua pembantaian yang mengakibatkan 28 syahid dan 89 luka-luka.
Sementara itu, Otoritas Pertahanan Sipil Gaza mencatat sekitar 70 anak menjadi syahid dalam lima hari terakhir akibat serangan udara Israel. Pada Ahad pagi, enam warga Palestina gugur, sementara sejak Sabtu, 23 warga Palestina syahid akibat serangan udara dan artileri di berbagai wilayah Gaza.
Reporter Al Jazeera melaporkan dua jenazah dievakuasi setelah serangan di wilayah Menara Intelijen, Gaza barat laut. Serangan juga menewaskan dua warga yang sedang mengumpulkan kayu bakar di lokasi lain. Selain itu, serangan di Jabalia menyebabkan seorang syahid dan beberapa luka-luka, termasuk seorang petugas medis yang gugur akibat luka dari serangan sebelumnya.
Di Beit Hanoun, Gaza utara, Israel terus melakukan penghancuran dan serangan tanpa henti. Wilayah sekitar Rumah Sakit Al-Awda di Tel Az-Zatar juga menjadi sasaran serangan artileri intensif. Di tengah serangan, satu jenazah dievakuasi di Rafah utara, sementara serangan lain mengenai Kamp Al-Bureij, menewaskan dan melukai beberapa orang.
Kapal perang Israel menembakkan peluru ke pesisir barat Al-Nuseirat, sementara kendaraan militer Israel melepaskan tembakan di barat laut kamp tersebut. Serangan serupa dilaporkan di kawasan Mawasi, Rafah, dan daerah lainnya.
Serangan pada Sabtu di Sekolah Zainab Al-Wazir yang menampung para pengungsi di Jabalia menewaskan delapan warga, termasuk 19 anak-anak, dan melukai puluhan lainnya. Serangan ini adalah kali kedua sekolah tersebut menjadi target dalam empat hari.
Krisis kemanusiaan yang dipicu oleh agresi Israel, didukung oleh Amerika Serikat, telah menyebabkan lebih dari 156 ribu korban tewas dan terluka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. Ribuan lainnya hilang, sementara kehancuran, kelaparan, dan kematian massal menjadikan situasi di Gaza sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Sumber: Al Jazeera