Spirit of Aqsa- Pasukan Israel mengebom Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Gaza Utara, pada Kamis pagi.
Menurut laporan Al Jazeera, serangan Israel menghantam lantai tiga rumah sakit yang mencakup fasilitas desalinasi di bagian cuci darah, divisi teknik, pemeliharaan, dan tangki air. Media Palestina melaporkan serangan ini mengakibatkan kebakaran di gudang obat-obatan yang baru saja dikirimkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Kementerian Kesehatan Gaza segera mengecam serangan yang terus berulang terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di wilayah utara Gaza. Mereka meminta lembaga internasional untuk melindungi rumah sakit dan tenaga medis dari kekerasan Israel.
Direktur Kesehatan Gaza, Dr. Munir Al-Bursh, mengatakan, “Israel menargetkan rumah sakit dan tenaga medis di Gaza Utara tanpa menghormati hukum internasional, dan banyak korban yang tergeletak di jalanan tanpa dapat dibantu.”
Dr. Hussam Abu Safiyeh, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengeluarkan permohonan mendesak untuk menyelamatkan puluhan korban di rumah sakit, seraya menegaskan bahwa mereka sangat kekurangan dokter dan ahli bedah. Pekan lalu, pasukan Israel memasuki rumah sakit, menahan sebagian besar tenaga medis dan pasien, menyisakan hanya dua dokter.
Layanan Terhenti
Dalam konteks yang sama, pada Kamis pagi, Pertahanan Sipil Palestina di Gaza mengumumkan bahwa seluruh operasi penyelamatan dan pemadam kebakaran di wilayah utara telah terhenti selama delapan hari akibat agresi Israel yang terus berlanjut. Ribuan warga Palestina kini tanpa perawatan medis dan layanan darurat.
Dalam pernyataan di Telegram, Pertahanan Sipil mendesak masyarakat internasional, lembaga kemanusiaan, dan Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) serta Palang Merah Internasional untuk segera campur tangan, agar mereka dapat melaksanakan tugas kemanusiaan mereka di Gaza Utara.
Pertahanan Sipil juga meminta agar akses terhadap kendaraan pemadam dan ambulans yang saat ini ditahan di dekat pemakaman Beit Lahia oleh Israel segera dipulihkan, karena setiap upaya mendekati lokasi tersebut mendapat tembakan dari pesawat Israel.
Pada 23 Oktober, layanan Pertahanan Sipil di Gaza Utara berhenti total setelah lima anggotanya ditahan, tiga lainnya ditembak, dan satu-satunya kendaraan pemadam dihancurkan oleh serangan langsung.
Pada 5 Oktober, Israel mulai membombardir wilayah kamp pengungsi Jabalia dan kawasan lainnya di Gaza Utara dengan dalih menghambat Hamas mendapatkan kembali kekuatannya. Namun, warga Palestina menuduh Israel ingin menduduki dan memaksa pengungsian massal di wilayah tersebut.
Penghancuran Sistematis
Komite Penyelidikan Internasional PBB terkait Wilayah Palestina pada Rabu melaporkan bahwa Israel telah menjalankan kebijakan terkoordinasi untuk menghancurkan sistem kesehatan di Gaza. Laporan ini menyoroti serangan terhadap fasilitas medis dan keruntuhan total sektor kesehatan di Gaza.
Ketua komite, Navi Pillay, mengatakan dalam konferensi pers bahwa serangan tanpa henti Israel terhadap fasilitas kesehatan di Gaza adalah tindakan yang mengerikan. Dia menyerukan gencatan senjata segera dan menyatakan bahwa itu adalah langkah utama untuk menciptakan perdamaian dan keadilan bagi semua korban.
Anggota komite Chris Sidoti dalam konferensi yang sama menekankan penderitaan anak-anak akibat insiden 7 Oktober 2023 di Israel dan perang yang berlanjut di Gaza, dengan mengatakan, “Anak-anak bukanlah teroris.”