Spirit of Aqsa, Palestina – Israel Berencana mengirim utusan untuk membangun hubungan dengan negara-negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara, kata duta besar Israel untuk Singapura pada Kamis (18/6), seperti dikutip The Jerussalem Post. Langkah Israel dianggap nekat, sebab negara-negara Asia dengan mayoritas muslim mengecam serangan udara Israel ke Jalur Gaza.
Tiga negara mayoritas Muslim yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam sangat mengutuk serangan udara Israel selama 11 hari di Jalur Gaza. Serangan tersebut membuat membuat ratusan warga sipil Gaza meninggal dunia.
Indonesia, Malaysia dan Brunei telah mendesak PBB untuk turun tangan dan menghentikan “kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.” Ketiga negara tidak memiliki hubungan formal dengan Israel. Bahkan tiga negara itu kerap menyuarakan agar Israel mengentikan penjajahan atas wilayah Palestina.
Sagi Karni, duta besar Israel untuk Singapura, megklaim, kritikan tiga negara tersebut ‘tidak jujur’ dan mengabaikan “sifat sebenarnya dari konflik,” yang katanya antara Israel dan Hamas dan bukan rakyat Palestina.
“Hamas adalah organisasi anti-Semit … Saya tidak yakin banyak orang yang berpartisipasi dalam debat media sosial benar-benar memahami sifat radikal dan fasis Hamas,” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara video. Namun, Hamas telah menolak dengan tegas tuduhan antisemitisme tersebut.
Karni mengatakan, Israel mengakui ada korban sipil selama 11 hari permusuhan, tetapi satu-satunya cara bagi pihak mana pun untuk memiliki pengaruh yang berarti atas apa yang terjadi di Timur Tengah adalah dengan menjalin hubungan dengan Israel.
“Kami bersedia berbicara, kami bersedia bertemu, dan pintu terbuka sejauh yang kami ketahui. Saya tidak berpikir begitu sulit untuk menemukan kami,” katanya.
Israel memiliki kedutaan besar di Vietnam, Thailand, Filipina dan Myanmar, di antara negara-negara lain di Asia. Empat negara Arab – Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko – pada tahun lalu telah sepakat untuk menormalkan hubungan dengan Israel di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat.