Spirit of Aqsa, Jakarta – Indonesia bekerja sama dengan Save the Children memprakarsai pertemuan virtual bertemakan ‘Danger is Our Reality’. Pertemuan pada Jumat (14/8) yang dihadiri negara anggota PBB ini membahas mengenai nasib anak-anak Palestina sebagai dampak okupasi Israel di Tepi Barat.
“Anak-anak merupakan korban paling rentan akibat okupasi dan konflik di wilayah Palestina yang menuntut tanggung jawab masyarakat internastional untuk mencari solusi bagi masa depan mereka,” kata Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah Djani, melalui keterangan tertulis, Sabtu (15/8).
Djani mengatakan, Indonesia berkomitmen terus memperjuangkan perdamaian di Palestina, termasuk mengatasi penderitaan anak-anak Palestina. Untuk itu, diperlukan upaya penyelesaian politik dan kemanusiaan secara paralel.
Hadir sebagai pembicara yakni Direktur Save the Children Lebanon Jennifer Moorehead, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Palestina Jamie McGoldrick, serta perwakilan anak-anak Palestina.
Dalam pembahasan yang menyoroti aspek pendidikan, anak-anak Palestina menceritakan pengalaman buruk yang dialami, antara lain kekerasan pada guru dan murid, perusakan gedung sekolah dan penangkapan anak-anak.
Sementara, pembicara lain menggarisbawahi kesulitan akses pendidikan akibat pendudukan Israel. Tantangan ini semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19.
PBB dan UNRWA terus berupaya mendukung Palestina di berbagai bidang termasuk pendidikan, kesehatan dan pendanaan kepada Palestina. Aneksasi, pembatasan dan ekspansi agresif Israel masih terus mengakibatkan penderitaan.
“Penting bagi semua pihak untuk terus mendorong perbaikan kondisi anak-anak Palestina, khususnya akses pendidikan, akibat tindakan Israel,“ ucap Djani. (Admin)