Sumber medis melaporkan bahwa 74 warga Palestina syahid dalam serangan udara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza. Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengecam “pendalaman perang pemusnahan terhadap warga sipil tak bersenjata” oleh pendudukan Israel.
Reporter Al Jazeera melaporkan bahwa sedikitnya 4 warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan udara Israel yang menargetkan Kamp Pengungsi Al-Shati di barat Kota Gaza.
Selain itu, dua warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan Israel yang menyasar sekelompok warga di lingkungan Al-Rimal, pusat Kota Gaza. Dua warga Palestina lainnya juga syahid dalam serangan yang menargetkan sebuah kendaraan di lingkungan Al-Daraj, timur Kota Gaza.
Tenda-tenda pengungsi di daerah Al-Mawasi, barat Khan Yunis, juga menjadi sasaran serangan Israel, menewaskan 10 warga Palestina dan melukai sekitar 15 lainnya, termasuk 3 anak-anak dan 2 wanita.
Di tempat lain, serangan udara Israel dengan beberapa rudal menghantam sebuah gedung Kementerian Dalam Negeri dekat Alun-Alun Abu Hamid, pusat Kota Khan Yunis, menewaskan 6 orang dan melukai 13 lainnya, menurut laporan Al Jazeera.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 20 orang tewas dalam dua pembantaian di Jabalia Al-Nazla dan Al-Mawasi. Ia menambahkan bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita, yang menunjukkan niat pendudukan untuk terus melakukan pembersihan etnis.
Tim medis melaporkan bahwa serangan udara Israel lainnya menewaskan setidaknya 10 orang dan melukai 15 lainnya di kamp pengungsi di selatan Gaza pada dini hari Kamis ini.
Kecaman dari Hamas
Hamas mengecam eskalasi dan serangan pendudukan Israel di berbagai wilayah Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 50 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak. Hamas menyebut tindakan Israel sebagai perang pemusnahan terhadap warga sipil tak bersenjata.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut kelalaian komunitas internasional dan lembaga-lembaganya untuk menghentikan kejahatan pendudukan sebagai “noda sejarah yang tak akan terhapus dan kegagalan moral yang tak akan dimaafkan oleh sejarah.”
Hamas juga menyerukan kepada rakyat dunia Arab dan Islam, serta para pembela keadilan di seluruh dunia, untuk bergerak di berbagai tingkatan, menekan agar pembantaian harian dihentikan, dan meningkatkan solidaritas dengan rakyat Palestina.
Kantor Media Pemerintah di Gaza menggambarkan situasi ini sebagai “eskalasi berdarah,” dengan militer Israel meluncurkan 34 serangan dalam 24 jam terakhir, menewaskan “71 syahid” dan melukai puluhan lainnya.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Munir Al-Barsh, mengatakan bahwa berbagai bentuk kematian telah menimpa rakyat Gaza. Ia menambahkan kepada Al Jazeera bahwa perilaku pendudukan Israel semakin brutal di tengah keheningan dunia.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Kamis bahwa jumlah korban genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina telah meningkat menjadi 45.581 syahid dan 108.438 luka-luka sejak 7 Oktober 2023.
Dalam laporan hariannya, kementerian mencatat bahwa militer Israel telah melakukan 5 pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Gaza, dengan 28 syahid dan 59 korban luka yang diterima rumah sakit dalam 24 jam terakhir.
Sumber: Al Jazeera