Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa 160 ribu warga Palestina di Jalur Gaza kembali mengungsi hanya dalam waktu sepekan, demi menyelamatkan nyawa mereka dari gempuran Israel yang tiada henti sejak 20 bulan lalu.

Dalam unggahan di platform X pada Kamis (18/5), OCHA menyatakan bahwa “sekitar 81 persen wilayah di Jalur Gaza kini diduduki pasukan Israel atau berada di bawah ancaman pengusiran paksa.”

Menurut laporan tersebut, 160 ribu warga Palestina kembali terusir dari rumah mereka pekan lalu, menyusul serangan brutal yang menyasar permukiman sipil—tanpa adanya tempat aman untuk berlindung, apalagi pasokan hidup.

Ultimatum Pengosongan Total

Pada Rabu malam, militer pendudukan Israel kembali mengancam warga Palestina di Kamp Jabalia dan 13 distrik di Gaza utara agar segera mengosongkan wilayahnya. Militer Israel juga mengultimatum bahwa mereka akan menghantam kawasan itu dengan serangan dahsyat dalam waktu dekat.

Israel menyuruh warga sipil itu menuju selatan Gaza, sambil menyatakan akan “menyerang secara intensif setiap titik peluncuran roket,” menurut narasi mereka.

Ancaman ini datang di tengah kelanjutan agresi besar-besaran yang telah berlangsung selama 20 bulan, dan kini dilanjutkan dengan operasi militer bertajuk “Kereta Perang Gideon”—sebuah kampanye yang disebut media Israel akan berlangsung selama berbulan-bulan ke depan.

Operasi ini menargetkan pengosongan total wilayah utara Gaza, dan menempatkan tentara Israel secara permanen di setiap area yang berhasil mereka duduki.

Blokade, Kelaparan, dan Pengusiran Massal

Sejak 2 Maret lalu, Israel juga terus memberlakukan blokade total terhadap 2,2 juta penduduk Gaza. Bantuan kemanusiaan dibiarkan menumpuk di perbatasan, tak kunjung disalurkan, menyebabkan krisis kelaparan akut yang telah merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak.

Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel terus melanjutkan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan brutal itu telah menyebabkan lebih dari 175 ribu warga Palestina gugur atau terluka—sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 11 ribu orang dinyatakan hilang, dan ratusan ribu lainnya terusir dari tanah mereka.

Apa yang berlangsung di Gaza bukan hanya krisis kemanusiaan—ini adalah pembersihan etnis secara terang-terangan yang dilakukan di depan mata dunia.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here