Spirit of Aqsa- Kepala Divisi Intelijen Militer Israel (AMAN), Aharon Haliva, mengungkapkan penyesalannya karena kegagalan pada 7 Oktober 2023 lalu. Dia pun mengundurkan diri dri jabatan tersebut.
“Saya akan membawa kepahitan 7 Oktober sepanjang hidup saya. Kami gagal dalam tugas kami pada 7 Oktober dengan tidak memberikan peringatan dini untuk perang,” ucap Haliva, dikutip Palinfo, Jumat (23/8/2024).
Haliva menyebut pengunduran diri tersebut merupakan bentuk tanggung jawab atas kegagalan tersebut. Dia mengaku bertanggung jawab atas kegagalan AMAN dalam peristiwa 7 Oktober. Ia juga menekankan bahwa “eskalasi pertempuran masih berlangsung dan ini membutuhkan kekuatan dari militer dan divisi intelijen yang kuat.”
Dalam pernyataan terakhirnya, Haliva menegaskan pentingnya membentuk komisi penyelidikan resmi untuk mengetahui penyebab terjadinya perang dan memastikan kejadian serupa tidak akan terulang.
Radio Militer Israel sebelumnya melaporkan bahwa Haliva mengakhiri tugasnya sebagai Kepala Divisi Intelijen Militer (AMAN) pada hari Rabu, setelah empat bulan sejak ia mengumumkan pengunduran dirinya.
Haliva menjadi salah satu tokoh militer Israel pertama yang mengundurkan diri dari jabatannya akibat kegagalan pada peristiwa 7 Oktober (Operasi Taufan Al-Aqsa).
Menurut saluran TV Israel Channel 13, upacara pergantian jabatan Haliva semula direncanakan akan berlangsung beberapa hari setelah pembunuhan tokoh Hizbullah, Fuad Shukr, dan Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh. Namun, karena peningkatan situasi keamanan, upacara tersebut ditunda.
Mayor Jenderal Shlomi Bender diharapkan akan mengambil alih posisi Kepala Divisi Intelijen yang baru, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Operasi.