Spirit of Aqsa, Palestina- Dampak buruk pemadaman listrik jangka panjang di Jalur Gaza semakin terasa bagi warga setempat. Organisasi Non-Pemerintah Palestina (PNGO) mengingatkan bahaya pemadaman listrik tersebut, terutama dalam menghadapi musim panas dengan suhu yang tinggi.
Pemadaman listrik tidak hanya berdampak pada kondisi kesehatan, tetapi juga secara sosial dan ekonomi. PNGO menjelaskan, pemadaman listrik di Jalur Gaza merupakan sebuah krisis yang kronis dan kompleks.
Penyebab utamanya adalah agresi dan blokade yang diterapkan oleh penjajah Israel, ditambah dengan perpecahan politik dan kondisi ekonomi, sosial, dan kemanusiaan yang sulit. Semua faktor ini berkontribusi pada memburuknya situasi.
PNGO menekankan perlunya upaya kolaboratif di semua tingkatan untuk menemukan solusi yang serius terhadap krisis pemadaman listrik ini, serta mengurangi dampaknya yang bisa memperparah krisis.
Mereka juga mengajak semua pihak, baik dari dunia Arab maupun internasional, untuk berusaha keras dalam mencabut blokade Zionis Israel yang tidak adil di Jalur Gaza. Di samping itu, PNGO mendesak Republik Mesir untuk segera menghubungkan kembali pasokan listrik ke Jalur Gaza.
Saat ini, pemadaman listrik mengakibatkan rumah-rumah di Jalur Gaza mati listrik selama 8 jam per hari. Namun, kondisi krisis semakin memburuk ketika musim panas tiba dengan suhu yang tinggi. Sebagian besar rumah di Jalur Gaza bahkan harus menghadapi pemadaman listrik selama lebih dari 6 jam, sementara pasokan hanya berlangsung selama 12 jam.
Dengan situasi yang semakin memprihatinkan ini, warga Gaza berharap ada solusi yang ditemukan untuk mengatasi krisis pemadaman listrik yang melanda mereka. Dukungan dari berbagai pihak, baik Arab maupun internasional, sangat diharapkan untuk membantu mengakhiri penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza.