Spirit of Aqsa, Palestina- Tim Spirit of Aqsa menyalurkan bantuan musim dingin kepada warga Palestina. Bantuan yang disalurkan berupa makanan pokok, selimut, pakaian musim dingin, dan alat penghangat.

Bantuan bertajuk ‘Hangatkan Keluarga Syuhada’ sudah disalurkan sejak Desember 2022 lalu. Tim Spirit of Aqsa di Palestina di lokasi menyalurkan bantuan secara door to door atau dari pintu ke pintu.

“Kebaikan dan masyarakat Indonesia di akhir 2022 kemarin untuk Palestina, sudah dirasakan warga Palestina dan telah menjadi resolusi baru bagi kemenangan Al-Aqsha dan rakyat Palestina,” kata direktur harian Spirit of Aqsa, Ustadz Ridwan Hakim, Rabu (11/1/23).

Nampak jelas raut kegembiraan warga Palestina saat menerima bantuan tersebut. sederana memang dalam ukuran masyarakat Indonesia, tapi bagi mereka bantuan itu sangat berarti. Sebut saja pakaian musim dingin.

Hidup di tengah tekanan ekonomi dan agresi militer penjajah Israel membuat warga Palestina serba kekuarangan. Tak ada pakaian cukup. Usah berfikir ada berlembar-lembar pakaian musim dingin. Pakaian dengan kain tebal saja sangat terbatas. Kondisi itu tentu membuat penderitaan mereka kian berat.

Hidup di rumah sederhana. Tembok yang tak bisa menahan hawa dingin, membuat bantuan dari masyarakat Indonesia sangat berarti. Senyum anak-anak Palestina saat mengenakan jaket musim dingin dari paket bantuan ‘Hangatkan Keluarga Syuhada’ tersebut membuat tim Spirit of Aqsa tak surut semangat menyalurkan bantuan.

Desember hingga Februari merupakan masa-masa terberat yang dilalui oleh warga Palestina. Hari-hari terasa panjang dengan suhu udara di bawah nol derajat. Bahkan, di beberapa titik tertutup oleh salju.

Warga yang memiliki rumah, penderitaan musim dingin tidak akan terlalu terasa berat. Tapi bagi mereka yang tak punya rumah karena dibombardir dan digusur zionis Israel, rasa dingin kian menusuk hingga tulang.

Selama musim dingin, suhu di Palestina akan menurun hingga 10 ° C (50 ° F). Bahkan ketika malam hari suhu akan lebih menurun hingga 3 ° atau 4 ° C (38 ° F). awan di sana pun hampir menutup matahari sepanjang hari.

Di sisi lain, mayorita warga Palestina tidak memiliki alat pemanas apapun. Bahkan, sebagian besar warga Palestina tinggal di pengungsian dengan fasilitas sederhana. Keluarga Palestina juga hanya memiliki pakaian dengan jumlah terbatas. Mereka jarang memiliki pakaian tebal untuk musim dingin.

Hingga pada titik memprihatinkan, warga Palestina tidak memiliki air panas untuk menghangatkan badan. Warga Palestina tidak memiliki tangka air panas di rumah, apalagi di pengungsian. Mereka terus-menerus memanaskan air secara manual dengan kompor, jika membutuhkan air panas.

Sebagian rumah yang memiliki saklar untuk menyalakan pemanas untuk air, ini biasanya akan memakan waktu 15-20 menit. Hal itu tentu akan menyusahkan warga untuk menggunakan air panas.

Kondisi tersebut membuat Spirit of Aqsa rutin menyalurkan bantuan musim dingin setiap tahun. Mulai dari bantuan sederhana tapi berarti seperti jaket musim dingin hingga selimut. Ada pula paket sembako agar gizi keluarga Palestina tetap terjaga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here