Spirit of Aqsa, Palestina- Bos Bank Sentral Israel, Amir Yaron, menyurati Benjamin Netanyahu agar tak jor-joran memakai duit negara untuk menyerang Gaza. Surat Yaron itu adalah permohonan terakhirnya sebelum pemungutan suara kabinet untuk merevisi anggaran Israel di 2024.
Rencananya, hari ini para menteri Israel akan membahas rencana kenaikan anggaran demi memerangi Hamas dan pemungutan suara dilakukan tengah malam nanti. “Tidak ada makan siang gratis,” tulis isi surat Yaron kepada Netanyahu, dikutip dari Reuters, Kamis (11/1).
Yaron menggunakan idiom tersebut untuk meminta Netanyahu tetap menjaga disiplin fiskal. Ia ingin Pemerintah Israel tidak belanja berlebihan dalam urusan perang. Menurutnya, belanja pertahanan yang diproyeksikan bengkak tanpa melakukan penyesuaian pos anggaran lain bakal merugikan negara.
Yaron memprediksi pertumbuhan ekonomi Israel akan tergerus dan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) memburuk. Bos Bank Sentral Israel itu memperkirakan biaya memerangi Palestina bakal menelan US$56 miliar atau setara Rp871 triliun (asumsi kurs Rp15.564 per dolar AS). Itu tidak termasuk potensi hilangnya pendapatan penduduk di dekat perbatasan Gaza dan Lebanon.
Sementara itu, Kementerian Keuangan Israel menyebut perang kemungkinan akan menguras 50 miliar shekel lagi atau Rp208 triliun pada tahun ini. Akibatnya, defisit anggaran Israel akan bengkak hampir tiga kali lipat menjadi 6 persen dari PDB.