Spirit of Aqsa, Palestina- Lembaga think tank berbasis di Washington D.C, Institute for the Study of War (ISW), mengungkapkan, Al-Qassam dan faksi pejuang lain menerapkan taktik “strategi pembersihan” atau clearing operations untuk menghancurkan kekuatan militer Israel.
Dalam penerapannya, para pejuang menentukan lokasi musuh lewat informasi intelijen, kemudian menghancurkan mereka, dan segera menarik diri masuk ke dalam terowongan.
ISW percaya taktik ini diterapkan Al-Qassam sejak gencatan senjata berakhir. Itu diperkuat dengan banyak tentara Israel yang tumbang. Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka.
Pejuang Al-Qassam juga semakin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.
Pada 5 Desember, ISW juga melaporkan Al Qassam meluncurkan setidaknya enam roket ke wilayah Israel termasuk salah satu roket salvo yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv.
ISW juga menyebut pejuang Al-Qassam sempat merekam isi barak militer Israel, di mana tentara negara Zionis terlihat sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.
“Kelompok (Hamas) ini bahkan mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW.
Meski begitu, ISW juga memaparkan bahwa militer Israel terlihat tak tinggal diam. Menurut lembaga tersebut, Israel berupaya melancarkan invasi darat ke Gaza selatan sama seperti yang mereka lakukan d awal agresinya dengan fokus menggempur Gaza Utara.
ISW meyakini Komandan Komando Selatan militer Israel saat ini memfokuskan gempuran untuk mengepung dan merangsek lebih dalam lagi ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan.
“Pasukan Israel memasuki wilayah perkotaan di Khan Younis dan Bani Suheila. Pasukan milisi Palestina, termasuk Brigade al Qassem dan Brigade al Quds, berusaha melawan serangan Israel ke wilayah Khan Younis,” bunyi laporan ISW.