Spirit of Aqsa, Palestina- Boikot produk perusahaan yang memberikan dukungan terhadap zionis Israel membuahkan hasil. Di Kairo, Mesir, terlihat seorang pekerja membersihkan meja-meja restoran McDonald’s yang terlihat kosong. 

Di cabang lain, jaringan restoran makanan cepat saji yang berlokasi di ibu kota Mesir itu juga tampak sepi jarang ada pembeli. 

Berdasarkan laporan Reuters sepinya pembeli akibat aksi boikot akar rumput, yang dilakukan secara masif dan terus meluas. 

Aksi boikot sebagai respons atas serangan besar militer Israel terhadap Gaza. Paling tidak, merek-merek Barat merasakan benar dampak besar seruan boikot di Mesir dan Yordania. 

Tampak tanda-tanda yang sama di negara Arab lainnya termasuk Kuwait dan Maroko. Namun, dampak tak kentara terlihat di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Sejumlah perusahaan yang menjadi target boikot selama ini dipandang menyatakan sikap mendukung Israel dan lainnya diyakini memiliki keterkaitan keuangan dengan Israel atau berinvestasi di sana. 

Bersamaan dengan berlangsungnya kampanye yang terus bergulir, seruan boikot menyebar luas di media sosial. Di sana, muncul postingan yang memuat daftar puluhan perusahaan dan produk yang memiliki kaitan dengan Israel. 

Maka kemudian, konsumen mulai beralih ke produk lainnya sebagai alternatif, terutama menggunakan produk lokal sebagai pengganti. 

Di Mesir, karena ketatnya pembatasan untuk berunjuk rasa, sebagian warga menganggap boikot merupakan langkah tepat. Melalui kampanye boikot, mereka merasa inilah langkah terbaik yang bisa mereka lakukan agar suaranya didengar. 

“Saya rasa, meski tak berdampak masif terhadap perang, ini cara yang paling bisa kita lakukan,” kata warga Kairo, Reham Hamed 31 tahun, dikutip dari Reuters, Kamis (23/11/2023).

Dia memboikot jaringan produk makanan cepat saji yang berasal dari AS dan sejumlah produk kebersihan. Di Yordania, warga pendukung boikot kadang-kadang memasuki Starbucks dan McDonald’s yang telah jarang didatangi pelanggan untuk beralih bisnis. 

Sejumlah video yang memperlihatkan pasukan Israel mencuci pakaian mereka dengan merek deterjen terkenal, kemudian mengajak masyarakat yang melihat video tersebut memboikot merek deterjen tersebut. Dan tampaknya itu ampuh.

“Tak seorang pun membeli produk-produk tersebut,” ujar Ahmad al-Zaro, kasir di sebuah supermarket di ibu kota Yordania, Amman. Sebagai gantinya, pelanggannya membeli merek-merek produk lokal. 

Pada pantauan Selasa (21/11/2023) malam di Kuwait City, tujuh cabang Starbucks, McDonald’s, dan KFC terlihat hampir kosong. 

Di Rabat, ibu kota Maroko, seorang pekerja Starbucks, mengakui bahwa pekan ini pengunjung yang bertandang ke kedai kopi itu melorot signifikan. 

Sayangnya, baik pekerja maupun manajemen Starbucks tersebut tak memberikan gambaran angka penurunan pengunjung di kedai mereka. 

Bulan lalu, McDonald’s Corp merasa dirugikan oleh disinformasi mengenai posisi mereka dalam konflik Israel-Palestina ini. Mereka menegaskan, terbuka untuk semua orang. 

Pemegang izin waralaba ini di Mesir menegaskan bisnisnya ini dimiliki sepenuhnya oleh warga Mesir serta menjanjikan bantuan kemanusiaan ke Gaza 20 juta pounds Mesir atau USD650 ribu. 

Seorang pegawai di kantor perusahaan McDonald’s Mesir menuturkan, penjualan waralaba restoran cepat saji ini pada Oktober dan November anjlok paling tidak hingga 70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

“Kami berupaya menutup belanja kami selama masa penurunan ini,” katanya. Sameh El Sadat, politikus Mesir dan salah satu pendiri TBS Holding, pemasok ke Starbucks and McDonald’s, menyatakan adanya penurunan atau perlambatan 50% permintaan dari mereka. 

Di Malaysia, seorang pekerja McDonald’s di Putrajaya, menyatakan pula adanya penurunan pengunjung ke gerai mereka sebesar 20%.

Diminta komentarnya mengenai situasi terkini, Starbucks mengacu pada pernyataan di laman resmi mengenai operasi usaha mereka di Timur Tengah, yang diperbarui Oktober lalu. 

Mereka menegaskan sebagai organisasi nonpolitik. Mereka pun menepis tudingan memberikan dukungan kepada Pemerintah Israel. 

Starbucks, yang awal bulan ini melaporkan mengenai pendapatan kuartal keempat mereka menyatakan tak ada lagi yang harus dikomentari lebih jauh. 

Perusahaan-perusahaan Barat lainnya, belum memberikan respons saat ditanya mengenai gerakan boikot akibat dukungan terhadap Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here