Ismail Thawabitah, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, mengungkapkan fakta mengerikan: sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, sebanyak 38 rumah sakit telah hancur atau keluar dari layanan, 96 pusat kesehatan menjadi target serangan, dan 197 ambulans mengalami kerusakan atau dihancurkan.
Thawabitah menegaskan, “Ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata kebijakan pendudukan yang secara sistematis menargetkan hidup, kesehatan, dan martabat rakyat Palestina.”
Selain itu, serangan Israel telah menewaskan 1.670 tenaga medis yang tengah menjalankan tugas kemanusiaan mereka.
Ia menekankan, “Kejahatan ini tidak akan pernah kedaluwarsa,” dan menuntut pertanggungjawaban penuh dari Israel serta Amerika atas serangan yang menghancurkan sistem kesehatan Gaza.
Thawabitah menyeru komunitas internasional, lembaga hak asasi, dan organisasi kemanusiaan untuk bertindak tegas, menghentikan kekejaman ini, dan memaksa Israel menghormati hukum internasional serta melindungi warga sipil.
Kekejaman terbaru menyasar Rumah Sakit Al-Hilou di distrik Al-Nasr, barat kota Gaza. Serangan roket ganda membuat akses ke rumah sakit nyaris mustahil, meninggalkan dokter dan pasien dalam ketakutan luar biasa.
Pemutusan jaringan internet sengaja dilakukan untuk memutus komunikasi dan menghentikan layanan medis kepada warga sipil, sebuah tindakan yang menurut Thawabitah termasuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan penempatan pasukan darat Israel di berbagai titik strategis Gaza. Selama dua pekan terakhir, penduduk Gaza terus diintimidasi untuk meninggalkan kota menuju selatan, khususnya ke wilayah Al-Mawasi yang padat dengan satu juta pengungsi dan minim fasilitas dasar.
Sumber: Al Jazeera