Oleh: Ustaz Umar Makka, Lc (Sekjen SoA)

Kecintaan Rasulullah Saw. kepada Baitul Maqdis adalah cinta yang tidak bisa diragukan. Sebagaimana telah diketahui bahwa keterkaitan Rasulullah dengan Baitul Maqdis bukan hanya dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj saja. Namun jauh sebelum itu, hubungan Rasulullah dengan Baitul Maqdis sudah nampak sebelum kejadian tersebut.

Secara garis besar, setidaknya ada tiga hal yang bisa memperlihatkan hubungan Rasulullah Saw. dan kaum muslimin dengan Baitul Maqdis. Namun, pada tulisan kali ini akan terfokus pada fase Makkah, atau ketika baginda Nabi Muhammad Saw masih berada di Makkah.

  • Baitul Maqdis adalah kiblat pertama umat Islam.

Sebelum menerima perintah salat lima waktu, Rasulullah Saw dan para sahabat yang pertama kali masuk Islam sudah mendirikan salat. Melalui ibadah yang menjadi tiang agama itulah Allah Swt. menumbuhkan rasa cinta kaum muslimin kepada Baitul Maqdis.

Bagaimana tidak, ketika Rasululah dan para sahabat mendirikan salat, mereka menghadap Baitul Maqdis. Dalam beberapa riwayat disebutkan, Rasulullah dan para sahabat salat menghadap Baitul Maqdis sekitar 16 atau 17 bulan.

Kecintaan Rasulullah dan para sahabat kepada Baitul Maqdis bisa digambarkan pada cinta umat Islam kepada Kakbah. Rasa cinta mereka tidak bisa diragukan lagi. Artinya, rasa cinta itu harus ditanamkan ke dalam diri setiap orang yang mengaku beragama Islam.

  • Ketika Allah menurunkan Surat Ar-Rum

Surat tersebut menceritakan tatkala Romawi dikalahkah oleh Persia. Sebagian orang mungkin bertanya, apa hubungannya kekalahan Romawi dengan umat Islam.

Saat kekalahan Romawi tersiar di tanah Makkah, orang-orang musyrik mengejek umat Islam. Ini karena Romawi merupakan bangsa yang beragama Nasrani. Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci, sedang bangsa Persia beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik).

Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Makkah menyambutnya dengan gembira, karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya.

Kemudian turunlah ayat tersebut yang menerangkan bahwa bangsa Romawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. hal itu benar-benar terjadi. beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia. Persia mengalahkan Romawi tahun 614-615. Kemudian Romawi mengalahkan Persia tahun 622 M.

Lalu apa hubungan dengan Baitul Maqdis? Syam terdapat di wilayah dua kerajaan tersebut. Allah Swt. mengabarkan hal tersebut karena Syam merupakan wilayah paling strategis untuk menguasai dunia. Siapa yang menguasai Syam, maka dialah penguasa dunia.

  • Peristiwa Isra’ dan Mi’raj

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi Rasulullah berada di puncak ujian. Peristiwa itu adalah tanda hubungan Rasulullah dengan Baitul Maqdis yang paling nampak. Melalui peristiwa itu, Allah Swt. menumbuhkan rasa cinta kepada Baitul Maqdis ke dalam hati setiap orang Islam.

Perjalanan mulia dari manusia paling mulia itu termaktub dalam Surat Al’Isra. Itu artinya, selama ayat itu dibaca, maka selama itu pula ada kecintaan kaum muslimin kepada Baitul Maqdis. Terlebih lagi, dalam peristiwa itu, Allah mewajibkan kepada umat Muhammad salat lima waktu. bisa disimpulkan bahwa selama umat Islam mendirikan salat, maka selama itu pula rasa cinta kepada Baitul Maqdis tertanam dalam hati.

Isra dan Miraj ini terjadi sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj memiliki banyak sekali ibrah (pelajaran). Peristiwa ini pun telah memperlihatkan keutamaan Baitul Maqdis.

Bukankah ka’bah lebih mulia dari Masjid Al-Aqsa? Namun kenapa Allah tidak me-mi’raj-kan Rasulullah dari Ka’bah saja? Kenapa harus diperjalankan atau di-isra’-kan terlebih dahulu ke Baitul Maqdis. Ada banyak hikmah yang bisa dipetik. Tapi ini menjadi isyarat tentang keutamaan Baitul Maqdis.

Ada hal penting yang harus diketahui dari peristiwa itu. Baitul Maqdis merupakan pelipur lara Rasulullah Saw. Kala itu, Rasulullah berada dalam puncak kesedihan dan puncak ujian dakwah. Ia ditinggal oleh pamannya, Abu Thalib, dan istri tercinta, Ibunda Khadijah. Tak hanya itu, kaum musyrikin Makkah juga berniat membunuh Rasulullah. Tatkala mencari perlindungan di Tha’if, Rasulullah dibalas dengan lempara batu.

Maka pada saat itulah Rasulullah Saw. diperjalankan ke Baitul Maqdis dan di-mi’raj-kan ke Sidratul Muntaha. Rasulullah butuh Baitul Maqdis, dan Baitul Maqdis merindu kehadiran beliau. Baitul Maqdis menunggu imam para nabi dan rasul, karena Baitul Maqdis akan menulis sejarahnya yang tidak akan pernah terjadi di tempat lain, ketika Rasulullah mengimami para nabi dan rasul sebelum akhirnya dimi’rajkan ke Sidratul Muntaha.

Tiga peristiwa yang terjadi pada fase Makkah itu mengisyaratkan bahwa umat Islam tidak boleh melupakan Baitul Maqdis. Terlebih saat ini. Di mana penjajah Israel menjajah tempat tersebut sejak 1948 silam.

Sumber: Youtube AQL Network Baitul Maqdis

Editor: Moe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here