Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Sabtu (1/3), mengatakan bahwa dia mempercepat pengiriman bantuan militer senilai 4 miliar AS dolar (Rp65 triliun) ke Israel.
“Saya telah menandatangani deklarasi untuk menggunakan otoritas darurat guna mempercepat pengiriman sekitar 4 miliar dolar bantuan militer ke Israel,” kata Rubio dalam sebuah pernyataan.
“Keputusan untuk membatalkan embargo senjata parsial Pemerintah Biden, yang secara keliru menahan sejumlah senjata dan amunisi dari Israel, merupakan tanda lain bahwa Israel tidak memiliki sekutu yang lebih besar di Gedung Putih daripada Presiden Trump,” tambahnya.
Pernyataannya muncul satu hari setelah Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya menyetujui potensi penjualan militer asing ke Israel senilai 3 miliar dolar (Rp49,5 triliun), yang meliputi amunisi, perlengkapan panduan dan buldoser Caterpillar D9.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (28/2), lembaga tersebut menyatakan bahwa Rubio menetapkan “keadaan darurat”, yang mengharuskan penjualan segera ke Israel, mengabaikan persyaratan tinjauan kongres.
Rubio mengatakan sejak Trump menjabat pada akhir Januari, pemerintahannya telah menyetujui hampir 12 miliar dolar (Rp198,9 triliun) dalam penjualan militer asing besar ke Israel.
Rubio dalam pernyataannya pada Sabtu mengatakan bahwa keputusan penting itu bertepatan dengan pencabutan memorandum era Biden oleh Presiden Trump.
Menlu AS itu mengatakan memorandum itu telah memberlakukan persyaratan yang tidak berdasar dan bantuan militer ke Israel dipolitisasi saat sekutu dekat AS itu sedang berperang untuk bertahan hidup di berbagai medan melawan Iran dan proksi teroris.
“Pemerintahan Trump akan terus menggunakan semua alat yang tersedia untuk memenuhi komitmen jangka panjang Amerika terhadap keamanan Israel, termasuk cara untuk melawan ancaman keamanan,” tambahnya.
AS telah menghadapi banyak kritik karena mendukung serangan militer Israel di Jalur Gaza di tengah meluasnya laporan pelanggaran hukum internasional dan AS.
Sumber: Anadolu