Oleh: Ustaz Umar Makka, Lc (Sekjen SoA)

Rasulullah Saw. sudah terhubung dengan Baitul Maqdis ketika masih berada di Kota Makkah. Namun keterkaitan manusia paling mulia semakin jelas ketika sudah hijrah ke Madinah pada tahun ke-13 kenabian.

Setelah hijrah ke Madinah, ada dua misi besar yang dibawa oleh Rasulullah. Dua misi itu yakni pembebasan Kota Makkah (Fathul Makkah) dan pembebasan Baitul Maqdis (Fathul Baitul Maqdis).

Pembebasan Kota Makkah menjadi misi utama setelah hijrah karena di wilayah tersebut ada rumah Allah (Ka’bah) yang pertama kali dibangun di atas muka bumi. Sementara pembebasan Baitul Maqdis harus dibebaskan karena itu merupakan rumah Allah kedua yang dibangun di atas muka bumi. Dua tempat suci itu harus dibebaskan dari segala bentuk kesyirikan.

Sebagaimana diketahui bahwa Fathuh Makkah dipimpin oleh Rasulullah pada tahun ke delapan hijriah. Sebagaimana pembebasan kota Makkah, strategi detil pun sudah dilakukan oleh Rasulullah menuju pembebasan Baitul Maqdis.

Rencana pembebasan Baitul Maqdis sudah dilakukan mulai dengan mengutus Sarayah atau Sariah yang bertugas mengintai kekuatan musuh, kemudian perang Mu’tah pada tahun ke delapan hijriah, lalu ada perang Tabuk. Dalam perang Tabuk Rasulullah melakukan perjanjian dengan orang orang yang ada di perbatasan Syam. Jika diperhatikan, hal itu adalah strategi detil dan hebat dalam menyiapkan pembebasan Baitul Maqdis, walau Rasulullah tahu bahwa pembebasannya tidak terjadi pada zamannya.

Indikasi pembebasan Baitul Maqdis dilakukan setelah Rasulullah wafat termaktub dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari sahabat Auf bin Malik. Dalam perang Tabuk, Auf bin Malik datang menghadap Nabi SAW di kemah beliau yang terbuat dari kulit. Beliau menyambutnya dengan hangat, kemudian berkata kepadanya,

“Wahai Auf, hitunglah enam tanda kiamat, yakni: 1. Kematianku ; 2. Ditaklukkannya Baitul Maqdis,”

Ketika Rasulullah mengatakan “kematianku”, itu sudah menjadi israyat bahwa pembebasan Baitul Maqdis tidak terjadi pada zaman beliau. Kemudian dia mengatakan bahwa tanda kedua adalah pembebasan Baitul Maqdis. Itu juga menjadi nubuwat bahwa Baitul Maqdis akan ditaklukkan oleh kaum muslim. Inilah yang sangat difahami oleh generasi sahabat.

Isyarat itulah yang kemudian difahami dan berusaha dilakukan oleh para sahabat dan kaum muslimin secara umum. Generasi pertama yang membebaskan Baitul Maqdis adalah Umar bin Khattab. Dia menerima kunci Baitul Maqdis langsung dari seorang pendeta yang sebelumnya menguasai kawasan tersebut.

Generasi kedua yang memenangi perang merebut Baitul Maqdis adalah Shalahuddin al-Ayyubi. Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 27 Rajab 573H / 2 Oktober 1187 M. Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan pasukan Salibis.

Generasi terakhir adalah Sultan Abdul Hamid II tahun 1876-1911 M, ketika memimpin Khilafah Turki Utsmani. Dia mempertahankan hak muslimin dengan tidak memberikan sejengkalpun tanah Baitul Maqdis dan kawasan Palestina kepada orang-orang Yahudi. 

Mereka begitu kuat memegang prinsip tentang kemuliaan Baitul Maqdis sebab dilandasi keimanan yang kokoh. Lalu, siapakah generasi selanjutnya yang akan membebaskan Baitul Maqdis dari penjajah zionis Israel?

Sumber: Youtube AQL Network Baitul Maqdis

Editor: Moe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here